"Jika belum ketemu tentu sangatlah rindu, jangan bersedih hati terus sebut namanya sampai dia datang menghampiri"

Jumat, 12 Agustus 2022

Kapolri Tetapkan Ferdy Sambo Tersangka, Dapatkan Apresiasi Ulama

KH. Agus Salim HS, Ketua Umum Majelis Dakwah Islam Nusantara (MADINA)

Jakarta – Ketua Umum Majelis Dakwah Islam Nusantara (MADINA) KH Agus Salim HS mengapresiasi langkah tegas jajaran Polri di bawah pimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah menetapkan Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka dalam kasus  meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Ini merupakan komitmen dan langkah besar Polri dalam penegakkan hukum.

Saat ditemuai wartawan Liputan9.id, Kamis, (11/08/2022) di kediamannya, KH Agus Salim HS, Ulama NU asal Bekasi Jawa Barat tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah berani polri dalam mengusut sejara jujur terhadap kasusus hilangnya nyawa seseorang.

“Saya mengapresiasi dan mendukung langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dengan mencopot sejumlah jenderal dan perwira tinggi polisi yang diduga telah menghambat jalannya penyidikan kasus penembakan Brigadir Yoshua Hutabarat. Hal itu sebagai bentuk komitmen Polri guna membersihkan institusinya dari orang bermasalah”, ujar tokoh NU tersebut.

Sekarang sudah ada titik terang setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan perkembangan terbaru kasus meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka.

“Sekali lagi , saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kapolri, para penyidik, dan Timsus yang telah menetapkan Ferdy Sambo sebagai tersangka”, ucap Kiai Agus, yang juga Rois Jatman Idarah Syu’biyyah.

Selanjutnya KH Agus Salim HS, mengatakan langkah Kapolri ini, semakin membangun kepercayaan masyarakat terhadap istitusi Polri yang sama-sama kita banggakan.

“Semoga Kapolri beserta jajarannya selaludiberi kekuatan lahir dan batin, sehingga bisa menuntaskan kasus ini dan masyarakat mendapatkan jawaban yang pasti dan tuntas,” pungkasnya. (ASR)


Kamis, 04 Agustus 2022

KH. Agus Salim HS: Hindari Dukun dalam Berobat, NU kan Punya JRA Viral Seteru Pesulap Merah dan Gus Samsudin

KH. Agus Salim HS, Ketua Umum Majelis Dakwah Islam Nusantara (MADINA)/foto: ASR

Jakarta – Menyikapi pemberitaan yang sedang viral terkait perseteruan Pesulap Merah dengan “Gus” Samsudin yang diduga melakukan penipuan dengan modus pengobatan. Praktek pembodohan dan membohongi masyarakat ini terkuak setelah pesulap merah melalui konten youtubnya membongkar kebohongan praktek pengobantan Samsudin.

Samsudin merupakan pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sedangkan Pesulap Merah merupakan YouTuber yang punya konten membongkar kebohongan dukun-dukun. Nama asli pria berpenampilan merah-merah itu adalah Marcel Radhival.

Tentu saja peristiwa di atas menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya warga Blitar dan penduduk sekitar Padepokan Nur Dzat Sejati di Desa Rejowinangun.

Hal ini banyak menarik perhatian masyarakat luas termasuk Ketua Majelis Dakwah Islam Nusantara (MADINA) KH. Agus Salim HS, seorang ulama yang selalu menekankan kemurnian dalam amaliah ibadah kepada Allah, jangan sampai ternoda oleh-oleh bau-bau hikmah atau praktek perdukunan, termasuk ikhtiar dalam berobat.

“Hindari parktek perdukungan, dalam hal pengobatan NU itu punya JRA, Jam’iyyah Ruqyah Aswaja Annahdliyah”, ujar Kiai Agus tegas, saat ditemuai wartawan liputan9.id, di kediamannya, Kamis (04/08)

JRA itu praktek pengobatannya menggunakan asmanya Allah, menggunakan media pengobatan tradisional, seperti bekam, totok syaraf, terapi, ramuan obat dan lain sebagainya.

“Segala bentuk penyakit Allah sediakan obatnya, jadi berobatlah dengan cara yang diridhai Allah,” pungkas Kiai Agus, yang juga Pembina JRA tersebut. (ASR)


Kamis, 14 Juli 2022

Selamat Ulang Tahun Abi KH. Agus Salim HS

KH. Agus Salim HS, Pimpinan Perguruan Manbaul Hikmah Warrisalah/foto by: Abdus Saleh Radai

KH. Agus Salim HS, adalah seorang tokoh masyarakat dan pemuka agama yang masyhur dikalangan warga nahdliyin, khususnya di Kabupaten Bekasi Jawa Barat, tempat kelahirannya. Beliau dikenal juga sebagai seorang sufi dengan menekuni amaliah thoriqoh syadziliyah, qodiryah dan thoriqoh naqsabandiyah. Semenjak remaja sudah aktif sebagai murid thoriqoh dengan berguru kepada Hadlratussyeikh KH.Mahfudz Syafi'i, murid dari Mbah Hasbullah Marzuki Kutoanyar, murid dari Mbah KH. Mustaqim bin Husein, tokoh sufi yang membawa ajaran thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah Pondok PETA Tulungagung ke Bekasi Jawa Barat. Saat ini, KH. Agus Salim HS, juga sebagai Rois Idaroh Syu'biyyah Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN), dan Imam Khususiyah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah (TSQN) Pondok PETA Tulungagung.

Baca Juga: Biografi KH. Mahfudz Syafi'i Pembawa Thoriqoh Syadziliyah, Qodiriyah, Naqsabadiyah Pondok PETA Tulungagung ke Jawa Barat

Sewaktu masih berada di bangku Madrasah Aliyah, selain menjalani hidup sebagai salikin (belajar ilmu batin), KH. Agus Salim HS juga aktif mengikuti kegiatan ke-Nu-an, di bangku Madrasah Aliyah Yapink yang Secara geografis, Madrasah Aliyah (MA) PINK 03 Tambun Selatan terletak di Jalan Madrasah  Kp. Rukem RT. 004 Rw. 013 Ds. Mangun Jaya Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Singkanya setelah aktif diberbagai organisasi NU dan menggeluti ajaran thoriqoh dari maha guru Hadlratussyeikh KH. Mahfudz Syafi'i, dengan berbagai ujian dan rintangan akhirnya KH. Agus Salim HS, dipercaya untuk memimpin Lembaga Dakwah PBNU periode kepengurusan 2015-2021. Sekaligus menjadi Imam Khususiyah thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah (TSQN) Pondok PETA Tulungagung wilayah Bekasi Jawa Barat dan Ketua Pembina Forum Silaturahmi Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah (Formij-TSQN).

Baca Juga: Sejarah Berdirinya Pondok PETA (Pesulukan Thoriqoh Agung) Tulungagung

KH. Agus Salis HS, lahir dari seorang perempuan sholihah. Masyarakat sekita familiar dengan sebutan Hajjah Manyoh, berasal dari Kampung Tanah Baru, desa Karang Baru, yang berada di kecamatan Cikarang Utara, salah satu kecamatan yang terletak di kabupaten Bekasi wilayah Jawab Barat. Beliau lahir bertepatan dengan tanggal 12 Juni 1963. Menurut keterangan beliau, yang diceritakan oleh ibundanya bahwa, Pada waktu hamil ibundanya bermimpi melihat 2  (dua)  bulan purnama. Ayahnya adalah Haji Salim Muhari, seorang pengusaha sukses, tokoh masyarakat, dan tokoh pendidikan yang sangat berpengaruh di Cikarang dan sekitarnya.

Setelah purna tugas sebagai Ketua Lembaga Dakwah PBNU, KH. Agus Salim HS, saat ini fokus melayani para muridnya mengajar ilmu batin (ilmu haq), rutin setiap hari jum'at dengan kegiatan Musyawarah Jum'at, Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah (TSQN) setiap malam Selasa, rutin mengajar di Ponpes Thoriqoh Al Istighotsah Bulak Kapal, dan Pondok Thoriqoh Al Istighotsah Setu. Sekaligus istiqomah melakukan pembinaan Majelis Dakwah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Madinah). 

Kini tepat hari Minggu, 12 Juni 2022 KH. Agus Salim HS ulang tahun yang ke 59. Sebagai murid saya mengucapkan selamat ulang tahun KH. Agus Salim HS, semoga Allah senantiasa memelihara kesehatannya dan Allah berkahi segala urusannya sehingga senantiasa terus membimbing kami para muridnya. Amin

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Selamat Ulang Tahun Abi KH. Agus Salim HS", Klik untuk baca: 
https://www.kompasiana.com/abdussalehradai8240/62a70812bb448665c73e5ea2/selamat-ulang-tahun-abi-kh-agus-salim-hs

Kreator: Abdus Saleh Radai

Khutbah Idul Adha: Ibadah Kurban Upaya Mewujudkan Masyarakat yang Religius, Sejahtera, dan Bermartabat

Dr. KH. Fuad Thohari, MA

الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر\  الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر\  الله أكبر, الله أكبر, الله أكبر\

الحمد لله الذي جعل أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ,  وجعل أعظم شعائره حج بيته الحرام بحرمه الأمين. أشهد أن لاإله إلاالله العزيز الرحيم وأشهد أن محمدا عبده ورسوله النبي الكريم. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعبن. أما بعد. فيا أيها الحاضرون, اتقوا الله حق تقاته ولاتموتن إلا وأنتم مسلمون. قال الله تعالى فى كتابه الكريم أعوذ با لله من الشيطان الرجيم:  إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَر َ(1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَر (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَر ُ

Pada hari Ahad, tanggal 10 Dzul Hijjah  1443/10 Juli 2022, kita kembali melaksanakan ibadah sholat Idul Adha dalam keadaan sehat wal ‘afiat, setelah diawali dengan  menjalankan ibadah puasa sunnah Tarwiyah dan Arafah. Kita perlu mengevaluasi diri (muhasabah) secara jernih dan objektif, serta berupaya sungguh-sungguh, agar amal ibadah yang kita laksanakan mendapatkan ridla Allah SWT. Amin. 

Shalawat-salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah, ajaran, dan pesan perdamaian sebagai rahmat bagi semesta alam..

Hadirin Jama'ah Sholat 'Id Yang Dimulyakan Allah 
Hari raya 'Idul Adha yang kita rayakan pagi ini, merupakan satu di antara dua hari raya  umat Islam, selain Idul Fitri. Kedua hari raya itu memiliki kesamaan makna, yaitu hari  kembalinya seseorang kepada semangat kesucian. 

Kalau 'Idul Fitri  seseorang bisa  kembali suci   setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh; 'Idul Adha akan membuka  peluang  penyucian jiwa, terutama bagi siapa saja   yang menyembelih hewan kurban, dan kurbannya diterima Allah swt.  Selain itu, Idul Adha juga bisa mensucikan siapa saja yang menunaikan ibadah Haji  dan hajinya mendapat predikat haji  mabrur. Karena  --seperti dijanjikan Rasulullah Muhammad saw, tiada balasan bagi Haji mabrur kecuali Surga. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَجَّةُ الْمَبْرُورَةُ لَيْسَ لَهَا جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ 

Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah
Kita patut bersyukur dan bergembira bahwa dari tahun ke tahun, umat Islam Indonesia banyak yang menyembelih hewan Kurban. Kita juga bersyukur dan merasa bangga, banyak umat Islam Indonesia yang diberikan kemampuan  (isthitha’ah)  untuk menunaikan ibadah haji. 

Hanya karena pandemi PMK, ibadah Kurban tahun ini sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Begitu juga karena pandemi Covid-19 meskipun trendnya di seluruh dunia makin landai dan sudah dinyatakan end demi, nyatanya pemerintah Saudi membuka musim haji tahun 2022 ini, hanya separoh kuota haji saja yang mendapatkan visa haji dan hanya untuk jamaah haji usia 18 sd.65 tahun saja. Kebijakan pemerintah Saudi ini tentu harus disambut gembira dan puji  syukur kepada Allah swt. 

Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah
Rasa-rasanya aneh, di sebuah Negara yang katanya paling banyak mengirim kafilah haji, paling banyak umat Islamnya, fakta-fakta positif semacam ini ternyata belum mampu mengggeser negara kita Indonesia, sebagai salah satu negara terkorup di Asia. Kita prihatin, fakta-fakta positif semacam ini tidak menjadikan negara kita Indonesia selamat dari serbuan narkoba. Bahkan, sekarang ini negara Indonesia menjadi pasar  narkoba paling besar di dunia. Padahal, kondisi semacam ini, jelas-jelas akan mengancam generasi muda  terbaik kita,  yang kelak akan menjadi penerus bangsa.

Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi,  sekalipun bangsa Indonesia  sudah 73 tahun merdeka dan puluhan kali menyelenggarakan pemilu, selalu saja menjelang pemilu ada oknum yang sengaja membuat situasi menjadi hangat, hubungan antar anak bagsa menjadi terkotak-kotak, mengotori pesta demokrasi, yang semestinya pemilu itu bisa menjadi pesta rakyat yang menyenangkan.

Oleh sebab itu, ada baiknya apabila kita mau merenungkan kembali wawasan kita tentang ajaran ibadah haji dan ibadah kurban tahun  ini dalam perspektif dan makna yang lebih luas,  dikaitkan dengan kondisi bangsa kita  akhir-akhir ini.

Jama'ah Sholat 'Idul Adha Yang Dimulyakan Allah 
Semua calon jama’ah haji pasti ingin mendapatkan predikat haji mabrur. Sayangnya, tidak semua  jama’ah haji mengetahui, untuk mendapatkan predikat haji mabrur itu tidak mudah. 

Imam al-Nawawi, mengatakan, kemabruran ibadah haji,  salah satunya ditandai dengan adanya  perubahan perilaku jama’ah haji yang lebih positif dan lebih baik, antara sebelum berangkat manunaikan ibadah haji dengan setelah kepulangannya menunaikan ibadah haji. 

Kalau ada calon jama’ah haji,  sebelum berangkat haji sangat pelit, tidak pernah punya empati, dan tidak mau berbagi, tetapi setelah pulang menunaikan ibadah haji lalu menjadi orang yang dermawan, empatinya kepada faqir-miskin gampang tumbuh, orang ini telah mendapatkan tanda-tanda predikat haji mabrur. Begitu juga bagi pedagang, pejabat, hakim, dan yang lain-lain, apabila mereka mengalami perubahan perilaku yang lebih positif dan lebih baik, antara sebelum berangkat menunaikan ibadah haji dengan setelah kepulangannya menunaikan ibadah haji, semuanya ini bisa menjadi  pertanda,  mereka telah mendapatkan predikat haji mabrur. 

Hadirin Jama'ah Sholat 'Id Yang Dimulyakan Allah 
Manusia mengenal tradisi korban sudah sangat lama, setua  umur manusia di muka bumi ini. Sejarah kurban itu dimulai, sejak  Allah SWT  mewajibkan anak-anak Adam; Habil dan Qabil untuk berkurban ternak dan dan hasil pertanian.  Tradisi berkurban ini terus berlanjut dan belakangan jauh bergeser dari nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan sebagaimana dulu diperintahkan Allah swt.  

Pada masa Nabi Ibrahim as,  manusia seringkali menjadikan manusia  yang lain sebagai korban atau sesaji  kepada dewa-dewa yang mereka sembah, agar tidak murka dan menurunkan bencana. 

Di Meksiko, suku Aztek  menyerahkan jantung dan darah manusia  kepada dewa  matahari. Di Eropa Utara, orang Viking yang dulunya mendiami Skandinavia mengorbankan pemuka agama mereka kepada Odin, sang Dewa Perang. Di Mesir, gadis tercantik dipersembahkan kepada dewi sungai Nil. Sementara itu, di Kan’an Irak, bayi-bayi merah yang tidak berdosa dipersembahkan kepada dewa Ba’al. 

Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah
Nabi Ibrahim hidup  pada abad ke-18 SM., suatu masa ketika terjadi persimpangan jalan  pemikiran manusia tentang korban yang masih berwujud manusia. Di satu pihak, ada yang ingin tetap mempertahankan kurban berbentuk manusia. Sementara di pihak lain  ada yang beranggapan, manusia terlalu  mulia untuk dikurbankan kepada Dewa2 yang disembah. 

Ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim as tentang kurban ternyata  memberikan jalan keluar yang memuaskan semua pihak. Kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim as --dengan demikian-- bukan semakin melegalkan kurban berbentuk manusia, karena setelah pisau dihujamkan ke leher Isma’il as, Allah mengganti Isma’il as dengan seekor domba.  Kejadian  ini sekaligus memberikan satu isyarat  bahwa Allah begitu sayang kepada manusia, sehingga kurban berbentuk manusia tidak lagi diperkenankan.

Hadirin Jama'ah Sholat 'Id Yang Dimulyakan Allah 
Kita sepakat,  manusia mengenal tradisi  kurban sudah cukup lama, sejak Nabi Adam as dan terus berlanjut pada masa Nabi Ibrahim as. Yang penting untuk digarisbawahi,  apa sebenarnya makna simbolik dibalik ibadah kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim as? Mengapa Nabi Ibrahim as harus menyembelih  Ismail as, lalu Allah SWT menggantinya dengan domba gibas? 

Jika kita renungkan lebih dalam, kisah Nabi Ibrahim as dan keluarganya ternyata sarat dengan muatan pesan moral yang begitu dalam.

Pertama, Nabi Ibrahim  as., merupakan simbol bagi manusia yang rela mengorbankan apa saja demi mencapai  keridlaan  Allah, termasuk rela mengorbankan dirinya sendiri dalam kobaran lautan api yang disulut raja Namrudz. Setiap orang pasti mempunyai kelemahan terhadap sesuatu yang paling dicintainya, dan kelemahan Nabi Ibrahim as,  bisa jadi terletak pada puteranya Isma’il as yang sudah lama dirindukan. Kenyataannya, Ibrahim as lulus ketika diuji  Allah untuk mengorbankan putera kesayangannya, Isma’il as.

Kedua, Isma’il as adalah simbol bagi sesuatu  yang paling dicintai dan sekaligus berpotensi untuk menggoyahkan iman; simbol bagi sesuatu yang dapat membuat manusia enggan  untuk menerima tanggung jawab; simbol  bagi sesuatu yang bisa mengajak manusia berpikir subjektif dan berpendirian egois. Ringkasnya, Ismail as adalah  simbol dari sesuatu  yang dapat menyesatkan manusia dari jalan ilahi.

Ketiga, Hajar adalah simbol dari gambaran seorang isteri yang sangat sabar dan sangat memahami kepergian suaminya (Ibrahim. AS), bertahun-tahun meninggalkannya tanpa bekal yang memadai untuk tugas agama, mengemban risalah ilahiah. Siti Hajar merupakan sosok ibu  yang ikhlas menerima keadaaan, dan sangat sayang kepada puteranya Isma’il as. Pada saat yang sama, Siti Hajar begitu tawakal dan meyakini do’a suaminya pada saat ditinggalkan Nabi Ibrahim as suaminya balik ke Palestina untuk menemui Sarah, isterinya selain membina kaumnya..

Hadirin Sidang Idul Adha Rahimakumullah
Marilah kita introspeksi, sudahkah kita memiliki keimanan, loyalitas, dan cinta-setia kepada Allah setangguh Nabi Ibrahim as dan keluarganya? Apakah kita sudah menunjukkan  pengorbanan yang optimal ke jalan yang diridlai Allah Swt?  

Nabi Ibrahim as telah mengorbankan Ismail, puteranya yang sangat dicintai. Sebagai simbol bagi sesuatu  yang amat kita cintai,  boleh jadi  ”Ismail-Isma’il” itu kini mengambil bentuk berupa kekayaan, kendaraan baru, rumah mewah, deposito, jabatan penting, dsb. Apakah kita sanggup mengorbankan semua “Isma’il-Isma’il” itu untuk meraih  ridla Allah? 

Pendek kata, jika kita sebagai suami, sanggupkah kita meniru ketangguhan iman  Nabi Ibrahim as,  rela mengorbankan sesuatu yang paling dicintai demi memenuhi perintah Allah? Bukankah yang banyak terjadi, setelah manusia  itu kaya raya, kecenderungannya pelit dan tidak mau berkurban? Setelah manusia itu menduduki jabatan penting dan strategis, bukankah malah banyak yang sombong, lupa diri, dan hanya mementingkan diri sendiri, kroni dan  kelompoknya? Tidak ada lagi idealisme, tidak ada lagi yang tersisa untuk  warga, umat, agama, dan bahkan negaranya. Mereka lupa dengan sumpah jabatan yang dulu pernah diikrarkan ketika dilantik menjadi pejabat.

Begitu juga, jika kita memposisikan sebagai isteri, apakah  kita sanggup  meniru ketabahan dan ketaatan Siti Hajar, merelakan suami tercinta menjalankan perintah Allah dan menghargai  jiwa besar anaknya Isma’il as?  Ataukah justeru menjadi isteri yang sering tidak bersyukur dengan nafkah yang diberikan suami, gampang cemburut kalau gaji yang dibawa suami tidak sebarapa dan tidak banyak? Atau menjadi isteri yang banyak ngambek karena suami menjalankan tugas negara berbulan-bulan dan tidak bisa berkumpul bersama keluarga?

Begitu juga jika kita  sebagai anak, sudahkah kita memiliki  idealisme yang kokoh  seperti Nabi isma’il as,  yang merelakan jiwa raganya menjadi korban untuk tujuan yang sangat mulia? Ataukah menjadi anak yang suka menghalang-halangi niat baik bapaknya dalam melakukan ketaatan dan amal shaleh kepada Allah SWT? 

Aneh, sekarang ini banyak orang tua yang akan berbuat amal shaleh, dihalang-halangi atau bahkan dibatalkan anak-anaknya. Kasus banyaknya tanah waqaf yang diambil alih atau dijual ahli warisnya (anak), menjadi bukti, banyak anak-anak di zaman ini, tidak mewarisi karakter Nabi Isma’il as. Bahkan, ada seorang anak yang tega menggugat ibu/bapak kandungnya sendiri karena dianggap telah merugikan dirinya. Na’udzu billah...

Hadirin Jama'ah Sholat 'Id Yang Dimulyakan Allah
Dalam perspektif yang lebih luas dan dalam konteks keadaan kita sekarang ini: 

  1. Bagi para pejabat/aparatur negara dan para birokrat, ibadah kurban ini hendaknya dirmaknai sebagai keteladanan dalam berperilaku dan bersikap, semangat rela berkurban dalam mewujudkan perilaku jujur dan amanah dalam mengemban  tugas negara, selain kesediaan mengabdi dan memberikan palayan yang terbaik untuk rakyat..
  2. Bagi para penegak keadilan, ibadah kurban dapat  dimaknai sebagai kesediaan untuk memerangi jual beli kasus dan menyembelih budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang kian menggurita hampir di semua lini kehidupan. Kita prihatin, di sebuah negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, dengan jumlah jama’ah haji terbanyak di dunia, kenapa keadilan sulit ditegakkan. Sampai-sampai ada yang mengatakan, ”Keadilan dI Indonesia sulit ditegakkan. Sulitnya seperti mendirikan benang yang basah. Keadilan di Indonesia sulit dicari. Sulitnya seperti mencari jarum patah yang  jatuh dalam jerami”. Sungguh, kita merindukan penegak keadilan yang  jujur, adil, dan amanah.
  3. Bagi para elit politik, berkurban bisa berarti keseriusan dalam menghentikan pelbagai pertikaian dan konflik antar partai,  ras, suku, maupun agama. Jangan ajari rakyat ini dengan kasak kusuk, lobi dagang sapi, dan intrik-intrik politik yang tidak manusiawi. Jangan kau tunjukkan sikap dan perilaku yang memuakkan, menyebarkan berita hoax, fitnah, ujaran kebencian, dan cara-cara yang kotor dan  tidak sportif, demi mengejar ambisi politik sesaat yang bisa mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara..
  4. Bagi para anggota Dewan  dan pemimpin Partai yang terhormat, berkurban juga dapat dimaknai  kesediaan memberi contoh pengamalan ajaran Islam yang santun dan menyejukkan dalam berkontribusi membangun bangsa dan negara, selain kesediaan memberi preseden yang baik dalam menjalin  ukhuwah islamiyah dan  ukhuwah basyariyah. Bukan sebaliknya, memberi contoh cara bertikai, kasak-kusuk, intrik berebut kekuasaan, dan tindakan tercela lainnya --yang ujung-ujungnya-- hanya untuk memperkaya diri dan partainya secara membabi buta. 
  5. Bagi umat Islam yang mampu dan dianugerahi rizki berlebih, berkurban bisa diartikan sebagai kesediaan diri untuk menyediakan sarana peribadatan, sarana perumahan, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dll. Cakupan pesan menyembelih hewan kurban dengan demikian bisa diartikan dengan kesediaan memotong deposito, mendebet rekening di bank, dan mensedekahkan sebagian keuntungan investasi saham di perusahaan-perusahaan bonafide. untuk mensejahterakan fakir-miskin  yang kurang beruntung secara ekonomi dan membantu saudara-saudara kita di NTB  yang sedang mendapatkan musibah. 

Selain itu,  ibadah kurban yang dilakukan, hendaknya dijadikan sebagai lambang untuk menyembelih sifat kebinatangan yang mungkin ada pada dirinya; seperti sifat tidak mengenal halal dan haram, sombong, dengki, serakah, suka pamer, dan ingin menang sendiri. 

Insya Allah, dengan hilangnya sifat-sifat kebinatangan tersebut, manusia akan terbebas dari perbuatan keji dan mungkar, baik yang merugikan diri sendiri maupun merugikan orang lain, serta menjadi sosok  manusia paripurna yang diridloi Allah SWT. 

Jama'ah Sholat 'Idul Adha Yang Dimulyakan Allah
Dari mimbar yang mulia ini kiranya patut disampaikan harapan, mudah-mudahan Hari Raya Idul Adha tahun 1443 H ini dapat menumbuhkan semangat baru bagi kita; semangat rela berkorban dalam wujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dan bermartabat, semangat dalam meningkatkan solidaritas kepada sesama, semangat berkurban dalam menyembelih egoisme pribadi untuk memperkokoh jalinan persaudaraan keumatan dan kebangsaan dalam bingkai NKRI, dan juga semangat untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam secara kaffah demi terwujudnya Negara yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafuur.. 

Akhirnya saya ucapkan, selamat berkurban. Semoga Allah menerima dan meridlai kurban kita. Amin. 

بارك الله لي ولكم في القرآن الكريم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم   


الخطبة الثانية

الله اكبر 7x  الحمد لله حمدا كثيرا كما أمر. أشهد أن لا اله إلا الله وحده لا شريك له, إرغاما لمن جحد به وكفر. وأشهد  أن محمدا عبده ورسوله, سيد الخلائق والبشر. 

أيها الناس, اتقوا الله, وافعلوا الخيرات, واجتنبوا السيئات. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد, وعلى اله وصحبه أجمعين وارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين.

-  اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات, والمسلمين والمسلمات, الأحياء منهم والأموات, إنك قريب مجيب الدعوات. 

 -ر َبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

-  ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك رءوف الرحيم. سبحان ربك رب العزة عمايصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.

عباد الله, إن الله يأمر بالعدل والإحسان, وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكروالبغي, يعظكم لعلكم تذكرون. اذكروا الله العظيم يذكركم, واسئلوه من فضله يعطكم, ولذكر الله أكبر.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Profil Khotib: Dr. KH. Fuad Thohari, M.A, lahir di Ngawi, Jawa Timur, alumnus Pesantren MTs-MA “Al-Islam”, Joresan, Ponorogo (1983-1989), Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri (1989-1992),  Pendidikan Kader Ulama MUI Jakarta (1994-1996), dan Pendidikan Kader Ulama (PKU)  MUI Pusat (1997). 

Menyelesaikan S1 Jurusan Tafsir-Hadis Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta (1997), menyelesaikan S2 Kosentrasi Tafsir-Hadis IAIN Jakarta (1999), dan Program Doktor Islamic Studies (Konsentrasi Hadis dan Ulum al-Hadis) di Pascasarjana (S3) UIN Jakarta (2001-2007). 

Pernah mengikuti Postdoctoral (Daurah Tarbiyah fi al-Lughah wa al-Tsaqafah,      di Al-Azhar, Cairo, Mesir, tahun 2010; mengikuti Postdoctoral Fellowship Program For Islamic Higher Education (POSFI) di Tunisia,  tahun 2014, dan penelitian  di berbagai Negara lain; Arab Saudi (2013, 2018, 2022), China (Beijing) tahun 2014, Hongkong tahun 2015, Shanghai tahun 2016,  Hainan, Hoiku, 2020, Singapore, Malaysia,  Thailand (2011 dan 2017), India, Palestina, Israel, Mesir, Yordania (2018), dll.

Sehari-hari  sebagai dosen tetap di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Jakarta (sejak 2000), pengajar di Pascasarjana Fakultas Ushuluddin, UIN Jakarta, Pascasarjana Fakultas Syari’ah Dan Hukum, UIN Jakarta, Sekolah Pascasarjana (SPS) program S2 dan S3, UIN Jakarta,  Pendidikan Kader Ulama MUI, dosen beberapa kampus di Jakarta, dan sekitarnya..   

Menjadi narasumber kajian keilmuan, seminar, halaqah, talkshow di beberapa radio dan stasiun televisi, dan aktif menjadi peneliti nasional dan internasional,  menulis    di berbagai Jurnal Ilmiah, Media Massa, Buku,  serta Media Elektronik berbasis WEB (Internet).

Sekarang diamanahi sebagai Sekretaris Komisi FATWA MUI DKI Jakarta (2015-2024), , Dewan Syari’ah  LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika) MUI DKI Jakarta,  Pengurus LD-NU (Lembaga Dakwah PBNU), Wakil Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta,   Penasihat  LBM  (Lembaga Bahtsul Matsa’il) PWNU DKI Jakarta, Pengurus PPSDM (Pusat Pengkajian Sumber Daya Manusia), UIN Jakarta, dan sebagai  Dewan Pertimbangan,  “Rahmat Semesta Center”, di Ciputat.

Alamat: Komplek Vila Inti Persada (VIP), Blok A.09 No.04, Jl. Raya Ciputat-Sawangan, Pamulang Timur, HP. 0816 110 8747

Jumat, 03 Juni 2022

E-Prix Formula E dan Jalan Politik Anies Baswedan

Gambar Jakarta Internasional E-Prix berdampingan dengan Jakarta Internasional Stadium (JIS)
Hiruk pikuk penyelenggaraam Formula E Jakarta berjalan panjang. Sejak tahun 2020 publik sudah disuguhkan berita-berita terkait dengan gelaran Formula E di Jakarta.

Pada 2020 silam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai sohibul  bait penyelenggaraan Formula E dengan kendaraan tenaga listrik ini, Pemprov DKI Jakarta sudah menyampaikan, bahwa jalan di sekitaran komplek Monas akan menjadi lokasi sirkuit Formula E, dan menetapkan Monas sebagai lokasi di gelarnya perhelatan kejuaraan dunia balapan Formula E yang katanya ramah lingkungan ini.

Setelah Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta, mengumumkan Monas sebagai lokasi sirkuit Formula E, selanjutnya Sang Gubernur melakukan revitalisasi kawasan Monas dengan menebang sejumlah pohon. Pada rentang waktu itu juga Pak Gubernur Anies pada Februari 2020 menginstruksikan Pemprov DKI melakukan uji coba aspal balap Formula E di sisi timur Monas.

Hal inilah  yang menjadi pemicu polemik gelaran Formula E Jakarta. Tindakan pengaspalan yang tidak permanen dengan bongkar pasang, penebangan pohon yang dianggap merusak lingkungan mendapat perlawanan dari sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta. 

Menurut hemat penulis, tindakan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta merevitalisasi kawasan Monas dengan menebang pohon-pohon yang telah terpelihara sekian lama sangatlah tidak bijaksana. Tidankan ini cenderung gegabah dan gagapan, melihat kondisi bangsa Indonesia secara keseluruhan waktu itu masih dalam kondisi berjuang melawan pandemi Covid-19. 

Kebijakan revitalisasi ini juga yang menjadikan lingkungan pemerintahan DKI Jakarta gaduh, tegang, antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta. 

Monas sebagai lokasi sirkuit Formula E sempat memunculkan drama saat Anies mengirim surat yang ditujukan kepada Menteri Sekretaris Negara sekaligus Ketua Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka. Sampai akhirnya Pemprov DKI Jakarta tak kunjung mendapatkan izin dari Pemerintah Pusat untuk menggelar ajang balap mobil listrik tersebut di kawasan cagar budaya Monas.

Perjalanan panjang penyelenggaraan kejuaran dunia Formula E Jakarta, akhirnya menemui titik terang setelah Ketua Panitia Penyelenggara Formula E Jakarta 2022 Ahmad Sahroni langsung mengumumkan Ancol sebagai lokasi sirkuit. Sirkuit ini mengambil sebagian jalan di tengah kawasan Taman Impian Jaya Ancol yang terletak di Jakarta Utara.

Kini Sirkuit tersebut telah terwujud sebagai realisasi dari rennacana besar Anies Baswedan memanjkan masyarakat Jakarta dan Indonesia untuk menikmati gelaran kejuaran dunia Formula E, di kampung sendiri.

Apakah penyelenggaraan Formula E Jakarta bermuara politis?

Hemat penulis perhelatan Formula E Jakarta, akan menyedot perhatian publik nasional dan dunia internasional. Mengingat gemuruh penyelenggaraan balapan ini multi dimensi. 

Mengingat sirkuit Formula E Jakarta ada di Ibukota Negara Indonesia, Jakarta bagian utara tepatnya. Letak sirkuit berada di fasilitas wisata Taman Impian Jaya Ancol, tempat rekreasi masyarakat ibukota. Selain itu Formula E Jakarta, juga menggunakan kendaraan lsitrik yang ramah lingkungan.

Maka, fenomena helatan akbar Formula E, oleh Pemerintah DKI Jakarta ini akan berbuah manis pada capaian Anies Baswedan sebagai pimpinan tertinggi di DKI Jakarta, yang sebentar lagi akan purna tugas. 

Sebelumnya nama Anies Baswedan sudah harum namanya karena sukses merampungkan pembangunan gedung  Jakarta International Stadium (JIS), dan sudah digunakan untuk gelaran olahraga internasional, yaitu Turnamen sepakbola International Youth Championship (IYC).

Tentu saja perhelatan akbar seperti kejuaran dunia balab Formula E Jakarta ini, akan mempunyai ekses politis bagi Anies Baswedan. Seperti sudah gencar dalam pemberitaan bahwa Anies Baswedan salah satu figur publik yang di gadang-gadang sebagai calon presiden republik indonesia selanjutnya.

Pada akhirnya sebagai anak bangsa kita semua harus berbangga karena Indonesia saat ini menjadi sorotan dunia, baik dari segi suksesnya melawan pandemi Covid-19, suksesnya menyelenggrakan balapan Motor GP di Sirkuit Mandalika, Sukses memyelenggarakan kejuaran Sepakbola junior internasional di Jakarta International Stadium (JIS), dan sukses menggelar balapan Formula E Jakarta, di Jakarta Internasional E-Prix,  Ancol Jakarta Utara.

Siapa pun juara Formula E Jakarta, maka akan terkenang selama hidupnya karena pernah balapan dan juara di sebuah sirkuit yang indah dan bangsa yang mengagunkan.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "E-Prix Formula E dan Jalan Politik Anies Baswedan", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/abdussalehradai8240/62998009d2634522f7200632/formula-e-dan-jalan-politik-anies-baswedan

Kreator: Abdus Saleh Radai
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator. Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Kamis, 02 Juni 2022

Menakar Ruh Pancasila di Era Milenial


Tugu Garuda Pancasila Paloh Sambas
Setiap saat kita bertemu dan melalui hari-hari besar kebangsaan kita sebagai warga negara yang merdeka dan berdaulat. Termasuk peringatan hari lahir Pancasila yang merupakan ideologi dasar tegaknya kedaulatan Republik Indonesia. Pancasila menjadi ruh perjalanan berbangsa dan bernegara bagi setiap warga negera yang berada di bawah kedaulatan negara yang bernama Indonesia.

Seperti kita ketahui banhwa Pancasila merupakan pilar ideologi utama bangsa Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pacasila terdiri dari dua suku kata yang berasal dari bahasa sangsakerta yaitu Panca yang berarti lima, dan Sila yang berarti prinsip dasar atau asas. 

Sila-sila dari lima sila yang tercantum dalam ideologi Pancasila tersebut terdiri dari, Ketuahanan yang Maha Esa, Kemanusiaam yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah lima sila Pancasila, yang tercantum pada alinea keempat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (disingkat UUD 1945; terkadang juga disingkat UUD '45, UUD RI 1945, atau UUD NRI 1945) adalah konstitusi dan sumber hukum tertinggi yang berlaku di Republik Indonesia. UUD 1945 menjadi perwujudan dari dasar negara (ideologi) Indonesia, yaitu Pancasila, yang disebutkan secara gamblang dalam Pembukaan UUD 1945. (sumber: Naskah UUD 1945, diterbitkan pada tahun 1946)

Sekarang pertanyaanya apakah ruh atau spirit Pancasila masih ada di era Milenial ini?

Jawabannya pasti subjektif dan demensional. Tidak dapat dipungkiri dengan berlalunya zaman dan perkembangan teknologi yang terus memwarnai kehidupan akan menimbulkan ekses posisitf dan negatif bagi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam berbangsa dan bernegera.

Seperti misalnya Sila pertama dalam Pancasila kita semua di pandu dengan sebuah iedeologi hidup dalam bingkai Ketuhanan yang Maha Esa, maknanya  adalah setiap warga negara kesatuan Republik Indonesia harus menetapi suatu keyakinan dalam konsep ketuhanan sesuai dengan agamanya masing-masing. Artinya syarat utama menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) harus beragama. Percaya dan taat pada ajaran masing-masing agama dengan meneguhkan prinsip toleransi dalam beragama mengingat bangsa indonesia adalah bangsa yang majemuk, atau yang kita kenal dengan negara yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

Ruh sila pertma ini menjadi tantangan tersendiri bagi generasi terkini yang kita kenal dengan generasi milenial, sebuah era dengan generasi yang serba instan. Fokus pada orientasi global dan cenderung pargmatis, serta tidak sedikit yang abai terhadap persoalan-persoalan ideologis, baik itu ideologi negara atau ajaran yang terkandung di dalamnya.

Prinsip Kemanusian yang Adil dan Beradab, relasi kemanusian kita, di sebuah era yang serba online ini seakan nyata tapi semu. Ada naluri atau intuisi dari sifat persahabatan, keluarga, dan kebersamaan itu mulai hilang akibat kemudahan-kemudahan komunikasi yang kita dapatakan melunturkan sikap kesahajaan. Mudah menghujat, mudah menyebarkan berita bohong, mudah menghakimi orang tanpa diawali dengan konfirmasi sebuah kebenarannya. Sehingga prinsip-prinsip keadilan dan akhlak sepertinya memudar bersama kecanggihan era yang memanja.

Sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia, menjadi pertaruhan penting di era milenial ini. di zaman teknologi yang telah mengontrol diri ini, sifat-sifa individulaistik telah mengkungkung pribadi-pribadi menajdi individualis, memisahkan diri dari komunitas besar berbangsa, mudah mendirikan kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan ruh kebangsaan. Separatisme meningkat, sikap-sikap sektarian tumbuh kembang menjamur dimana-mana. Sehingga rasa persatuan dan kesatuan dalam berbangsa tergerus oleh zaman dan kepentingan individu.

Pada sila ini Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, sila yang menjadi nilai luhur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya peran serta negara harus hadir dalam kehdiupan berbangsa dan bernegara bagi rakyatnya. Ketika masyarakat Indonesia sudah selesai dalam kegiatan Pemilu, Pilkada, dan Pilpres, maka kita akan tahu wakil-wakil rakyat yang memiliki suara terbanyak dan jadi pemenangnya. Setiap wakil rakyat yang terpilih harus menjalankan tugas dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab karena tugas-tugasnya sangat berpengaruh pada kehidupan rakyat.

Maka dari itu, kerakyatan yang dianut oleh bangsa Indonesia bukan hanya mencari suara terbanyak saja. Karena bangsa Indonesia menganut paham “kerakyatan” harus sesuai dengan apa yang tercantum di dalam Pancasila terutama pada sila keempat yang berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, merupakan sila yang penuh tantangan dan butuh spirit yang kuat dari pengamalam Pancasila itu sendiri. Jika negara mampu memkanai dan menerapkan empat sila sebelumnya maka  Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia akan tercapai. tapi jika tidak, maka idelologi Pancasila hanya sebatas ideologi, yakni kehidupan berbangsa dengan idelogi Pancasila hampa tanpa ruh. 

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Menakar Ruh Pancasila di Era Milenial", Klik untuk baca: https://www.kompasiana.com/abdussalehradai8240/629707e4ce96e5243d12adb2/ruh-pancasila-di-era-milenial

Kreator: Abdus Saleh Radai 
Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator. Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Rabu, 23 Maret 2022

KH. Agus Salim HS: Rahasia Amaliah Ziarah

KH. Agus Salim HS, Imam Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah WalQodiriyah Wan Naqsabandiyah Ponpok PETA Tulungagung

Bulan sya’ban adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Pada bulan sya’ban ini rasulallah berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan lainnya kecuali bulan ramadlan. Dengan menyitir sebuah hadits dalam kitab Al Ghunyah, yang disampaikan oleh Syeikh Abdul Qodir Jailani, dari Anas bin Malik bercerita, “Rasulallah Sallallhu Alaihi Wasallah bersabda, Dinamai Sya’ban karena ia mengumpulkan bagi bulan ramadlan kebaikan yang sangat banyak, dan di namai ramadlan, karena ia menghanguskan dosa-dosa.”

Keterangan di atas disampaikan KH. Agus Haslim HS, dalam kegiatan rutinan Jamaah Thoriqoh Syadziliyah Wal Qodiriyah Wan Naqsabadiyah, yang istiqomah dilaksanakan setiap malam selasa, di Majelis dizikir, Yayasan Manbaul Hikmah Warrisalah, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada hari Senin, (21/03/2022).

Dalam tausiyahnya KH. Agus Salim HS, menyampaikan bahwa setiap bulan sya’ban umat islam khususnya warga nahdilyyin senantiasa medawamkan dirinya melaksanakan ziarah kepada para waliyullah. Terutama ziarah makam walisongo dan para wali lainnya yang berada di tanah jawa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ziarah kubur dengan mendatangi makam para waliyullah sebagai tujuan kunjungan ziarah. Sangat penting bagi ketua rombongan atau pimpinan zaiarah agar menetapkan dan meluruskan niat ziarah rombongannya.

Lalu Kiai Agus, menyampaikan seuah hadits terkait pentingnya meluruskan niat dalam setiap perbuatan, hususnya pelaksanaan amaliah ziarah ini.

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).

“Kiai Agus, menegaskan jika niatnya sudah benar maka hasilnya pasti benar dan barokah, tapi jika niatnya keliru maka tidak akan hasil, kalau pun berhasil biasanya istidraj,” terangnya.

KH. Agus Salim HS, menjelaskan manfaat ziarah kubur antara lain, adalah akan melembutkan hati, mengingatkan kepada kematian dan mengingatkan akan negeri akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah;

كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها ترق القلب ، وتدمع العين ، وتذكر الآخرة ، ولا تقولوا هجرا

“Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, meneteskan air mata, mengingatkan kalian akan negeri akhirat namun jangan kalian mengucapkan kata-kata batil (di dalamnya) (HR Al-Hakim).

إني نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإن فيها عبرة

“Sesungguhnya dulu aku telah melarang kalian dari berziarah kubur, maka sekarang ziarahilah kubur, sesungguhnya pada ziarah kubur itu ada pelajaran (bagi yang hidup) (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Baihaqi).

Jadi rahasia di balik amaliah ziarah kubur adalah ketemu Allah, dengan wasilah ketemu, jumpa shahibul makamnya, maka hendaknya orang yang berziarah harus tahu makanan atau kesukaan orang yang diziarahi.

“Kiai Agus bertanya kepada jamaah, apa kesukaan para wali, jemaah menjawan ‘Allah’, ‘Lailaha Illallah’, karena itu dalam berziarah kita harus bawa Allah, caranya dengan memurnikan dan mensucikan niat hanya karena Allah,” papar Kiai Agus.

Makanya jadi pembimbing atau pimpinan rombongan ziarah itu berat, masing-masing jamaah pasti punya hajat dan tujuan dalam perjalanan ziarahnya. Sudah menjadi kewajiban pembimbing untuk mengarahkan tujuan ziarah dengan benar sesuai syariat.

Akhirnya Kiai Agus, mengajak para jamaah yang akan berangkat pergi ziarah pada tanggal 26-27 Maret 2022, untuk selalu meluruskan niat karena Allah. Allah yang selalu menjadi tujuan dalam setiap amal perbuatan kita.

“Bagi jamaah yang tidak berangkat jangan bersedih, pasang niat dan berdoa, insyaallah sampai juga,” Kiai Agus, memotivasi.

Ziarah yang benar, yaitu ziarah kubur dengan tujuan untuk silaturrahim kepada yang meninggal dan masih hidup. mengingat mati, akhirat, tafakur, dan untuk memberikan salam kepada ahli kubur serta mendoakan mereka atau memohonkan ampun untuk mereka, dan menjadikan waliyullah sebagai wasilah kita kepada Allah. Tutup Kiai Agus. (ASR)