"Jika belum ketemu tentu sangatlah rindu, jangan bersedih hati terus sebut namanya sampai dia datang menghampiri"

Jumat, 26 Juli 2019

KH. AGUS SALIM: JANGAN MERASA DIRI PALING SHALEH DAN JANGAN KAVLING SURGA

MEKAH - Jemaah haji dari berbagai belahan dunia sudah berkumpul di tanah suci baik di Madinah atau pun di Mekah. begitu juga dengan KH. Agus Salim, Imam Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, tahun ini juga berangkat memenuhi panggilan Allah utuk menjadi tamunya dalam menyempurnakan rukun islamnya yang kelima yaitu menunaikan ibadah haji. 

Beliau KH. Agus Salim, yang juga Ketua Lembaga Dakwah PBNU, tahun ini berangkat beserta rombongan Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah lainnya; istri beliau Ibu Nyai Hj. Zakiyah Zaini Ahmad, H. Hendra Cipta Dinata beserta istrinya Rokayah H. Sodikin, dan sahabat seperjuangan beliau KH. Ahmad Zaelani dan lain-lain. (26/07/2019)

Beliau mengabarkan bahwa semua rombongan dalam kondisi sehat dan baik, selama di Madinah banyak sekali tempat-tempat ziarah yang sudah dikunjungi terutama jejak-jejak perjalanan Rasulallah SAW selama penyebaran agama Islam dan risalah Kerasulannya. Yang paling utama adalah ziarah ke Makam Rasulallah beserta sahabatnya Sayyidina Abu Bakar Siddiq dan Sayyidina Umar bin Khottab di Masjid Nabawi. Berkunjung ke tempat kelahiran Siti Fatimah Azzahrah, Masjid Qiblatain, Masjid Kuba, Masjid Subuh, Masjid Bayangan, pemakaman Badar tempat para sahabat Rasulallah gugur syahid dalam perang Badar. 



"KH. Agus Salim berdoa semoga semua Jamaah dan keluarga, Allah mampukan untuk dapat melaksanakan ibadah haji dan umroh ke baitullah. Beliau menyampaikan bahwa ibadah haji dan umroh adalah ibadah fisik dan batin, oleh karena itu keduanya harus bisa diraih hanya dengan bersihnya tujuan ibadah haji yaitu hanya menjadikan Allah sebagai tujuan". Beliau menjelaskan.

Selain itu, beliau juga mengingatkan para santri dan muridnya di tanah air Indonesia, "Untuk senantiasa menanggalkan sifat diri merasa paling benar, merasa paling shaleh, dan merasa telah terjamin masuk surga karena ibadahnya rajin, sedekahnya banyak, dan amal jariyahnya mengalir terus. tapi jika semua itu di banggakan dan menjadi timbulnya sifat, ria', ujub, dan takabbur maka semua sia-sia belaka. sifat semacam ini sekarang marak sekali baik itu ditanah suci apalagi di Indonesia, sifat-sifat seperti ini sedang menjamur dan mendapat tempat tersendiri di masyarakat". Lalu KH. Agus Salim mengutip sebuah hadits Rasulallah SAW yang berbunyi:

قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: كَانَ رَجُلَانِ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ مُتَآخِيَيْنِ، فَكَانَ أَحَدُهُمَا يُذْنِبُ وَالْآخَرُ مُجْتَهِدٌ فِي الْعِبَادَةِ، فَكَانَ لَا يَزَالُ الْمُجْتَهِدُ يَرَى الْآخَرَ عَلَى الذَّنْبِ، فَيَقُولُ: أَقْصِرْ. فَوَجَدَهُ يَوْمًا عَلَى ذَنْبٍ، فَقَالَ لَهُ: أَقْصِرْ. فَقَالَ: خَلِّنِي وَرَبِّي، أَبُعِثْتَ عَلَيَّ رَقِيبًا؟! فَقَالَ: وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لَكَ أَوْ لَا يُدْخِلُكَ اللَّهُ الْجَنَّةَ. فَقَبَضَ أَرْوَاحَهُمَا، فَاجْتَمَعَا عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَقَالَ لِهَذَا الْمُجْتَهِدِ: أَكُنْتَ بِي عَالِمًا أَوْ كُنْتَ عَلَى مَا فِي يَدِي قَادِرًا؟! وَقَالَ لِلْمُذْنِبِ: اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِي. وَقَالَ لِلْآخَرِ: اذْهَبُوا بِهِ إِلَى النَّارِ. قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَكَلَّمَ بِكَلِمَةٍ أَوْبَقَتْ دُنْيَاهُ وَآخِرَتَهُ
(رواه أبو داود, رقم: ٤٩٠١)

"Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulallah SAW bersabda: Dahulu ada dua orang dari Bani Israel yang "bersaudara" (saking dekatnya). Yang satu gemar berbuat dosa. Yang lain gemar beribadah. Setiap yang gemar beribadah melihat temannya berbuat dosa maka ia akan berkata: Berhentilah (berbuat dosa). Suatu hari ia kembali mendapati temannya berbuat dosa, lalu ia pun berkata: Berhentilah! Temannya yang gemar berbuat dosa berkata: Biarkan aku, demi Tuhanku. Apakah engkau diutus untuk mengawasiku? Temannya berkata: Demi Allah, Allah tidak mengampunimu (atau) Allah tidak akan memasukkanmu ke dalam surga. Lalu keduanya meninggal dan dikumpulkan di hadapan Allah (untuk dihisab). Kemudian Allah berkata kepada si penggemar ibadah: Apakah engkau "Maha Tahu" tentang diri-Ku? Atau engkau "Maha Berkuasa" atas segala yang ada di dalam genggaman-Ku? Lalu Allah berkata kepada yang gemar berbuat dosa: Pergilah dan masuklah ke surga dengan rahmat-Ku. Dan Allah berkata kepada yang lainnya (si penggemar ibadah): Seret orang ini ke neraka. Abu Hurayrah berkata: Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, orang itu benar-benar telah berkata dengan perkataan yang telah menghancurkan dunia dan akhiratnya". (HR. Abu Daud, Nomor: 4901)

KH. Agus Salim beserta istri di Madinah
Pelajaran yang dapat diambil dari hadits tersebut adalah: 
  1. Gemar beribadah itu adalah baik, selama tidak membuat pelakunya menjadi merasa paling baik/paling shaleh dan lain sebagainya.
  2. Selalu mendo'akan orang lain dengan kebaikan;
  3. Selalu berharap kebaikan untuk orang lain;
  4. Yang paling penting adalah selalu bersangka baiklah kepada Allah;
  5. Surga dan neraka adalah wilayah Allah (milik Allah), jangan "langgar dan masuki" wilayah-wilayah Allah.
  6. Allah dapat mengampuni siapapun yang Dia Kehendaki, meski tanpa taubat dari orang tersebut. Ampunan (maghfirah) adalah hak mutlak Allah.
"Mekah dan Madinah adalah tanah suci, Allah SWT adalah dzat yang Maha Suci, jadi hanya ibadah yang bersih dan sucilah yang dapat diterima oleh Allah. Beramalah yang giat dengan ikhlas, jangan diakui atau baraa'atun minadda'awi (bebas dari pengakuan dan merasa ahli ibadah), karena itulah essensi dari ''Amal Shaleh". Hindari merasa diri paling shaleh, dan jangan kavling surga". KH. Agus Salim, menegaskan. (ASR)

Berita Terkait:
1. Halaman FB KH. Agus Salim
2. Youtube KH. Agus Salim


1 komentar:

  1. Subhanallah. Kiayi yang selalu memberikan mauizah al hasanah dan motivasi. Semoga Allah selalu melindungi. Amiin.

    BalasHapus