Deputi Grand Syeikh Al-Azhar, Syeikh Saleh Abbas |
JAKARTA - Kementerian Agama menyambut baik atas terlaksananya penandatangan MoU atau Peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) antara Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia dengan Universitas Islam As-Syafi'iyah Indonesia (UIA), yang diselenggarakan di Kampus Universitas Islam As-Syafi'iyah, Jati Waringin Jakarta. (29/07/2019).
Peresmian Pusat Studi Islma dan Bahas Arab (PUSIBA) tersebut dihadiri oleh Ketua OIAA Indonesia TBG. Muhammad Zainul Majdi, Deputi Grand Syekh Al Azhar, Syekh Saleh Abbas, Wakil Rektor Universitas Al Azhar, Pror. Dr. Abou El Amir , beserta Rombongan Deligasi Universitas Al Azhar, Cairo Mesir. Hadir pula dalam acara ini Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin.
- Atas nama pribadi dan pemerintah Indonesia, saya memberikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada institusi Al-Azhar al-Syarif di Mesir, para ulama dan alumninya yang selalu konsisten dalam mengembangkan kehidupan dan dakwah keagamaan yang moderat dan toleran, di mana pun mereka berada. Saya ucapkan terima kasih atas perhatian Al-Azhar yang begitu sangat tinggi terhadap Indonesia. Ini tidak mengherankan mengingat hubungan antara kedua negara, terlebih dengan Al-Azhar, sudah lama terjalin erat. "Meski secara geografis jauh berada di sana, tetapi Mesir dan Al-Azhar selalu berada di hati masyarakat Indonesia".
- Dalam tiga tahun terakhir Grand Syeikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad al-Thayyib, sudah dua kali berkunjung ke Indonesia, yaitu pada tahun 2016 dan 2018. Pandangan-pandangan keagamaan dan kemanusiaan yang selalu beliau sampaikan membuka wawasan berpikir banyak orang tentang pentingnya menghargai perbedaan agar tercipta kerukunan. Yang terakhir, piagam persaudaraan kemanusiaan yang beliau deklarasikan bersama Paus Fransiskus di Abu Dhabi tahun 2019 ini menjadi salah satu dokumen yang sangat berpengaruh dalam upaya mewujudkan harmoni dan perdamaian dunia. Kita doakan semoga beliau sehat selalu agar dapat terus menggelorakan semangat persatuan dan perdamaian dunia. Kita mendengar beberapa waktu yang lalu beliau baru saja menjalani pengobatan di Prancis dan Jerman.
- Seperti kita ketahui bersama, Al-Azhar Mesir adalah salah satu lembaga keagamaan, endidikan, sosial dan dakwah Islam tertua yang telah berperan aktif dalam memberikan kontribusi sepanjang sejarah peradaban Islam. Dalam kurun waktu lebih dari seribu tahun, tepatnya 1079 tahun, Al-Azhar selalu berada di garda terdepan dalam mendidik umat dan mengembangkan dakwah Islam yang moderat dan toleran, bukan hanya di Mesir, tetapi juga di seluruh dunia. Tidak berlebihan jika Al-Azhar disebut sebagai salah satu benteng moderasi Islam.
- Keberadaan ulama-ulama besar yang mendedikasikan ilmunya dengan ikhlas dan tradisi keilmuan Islam yang kuat dan bercirikan moderat menjadi daya tarik tersendiri bagi Al-Azhar, sehingga ribuan pelajar dari berbagai penjuru dunia datang menimba ilmu di sana, tidak terkecuali Indonesia. Saat ini tidak kurang dari 6000 mahasiswa Indonesia belajar di Al-Azhar. Setiap tahun minat calon mahasiswa untuk berangkat ke Al-Azhar tidak pernah surut. Trennya selalu meningkat. Inilah yang menyebabkan pemerintah membuat regulasi, salah satunya dengan melakukan seleksi untuk diberikan rekomendasi.
- Dalam dua kali kunjungan saya terakhir ke Mesir, yaitu pada tahun 2016 dan 2018, saya mendengar keluhan dan masukan dari banyak pihak terkait mahasiswa Indonesia di Mesir. Antara lain soal kemampuan berbahasa Arab, sehingga hampir keseluruhan mahasiswa tidak bisa langsung masuk kuliah karena harus mengikuti matrikulasi bahasa. Melaihat kasus-kasus yang terjadi belakangan ini, masa tunggu kuliah satu tahun sambil menyelesaikan kelas bahasa rawan terjadi berbagai persoalan terkait ekonomi, sosial, keamanan, keimigrasian dan lainnya.
- Saat bertemu Grand Syeikh Al-Azhar dan Rektor Universitas Al-Azhar disampaikan usulan agar pendidikan dan pelatihan bahasa Arab bagi calon mahasiswa baru asal Indonesia dilakukan sebelum keberangkatan ke Mesir. Grand Syeikh Al-Azhar menyambut baik dan mendukung penuh usul tersebut. Gayung bersambut, Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia yang saat itu masih dipimpin oleh Guru kita, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, menindaklanjutinya. Dan, saat ini, di bawah kepemimpinan TGB. M. Zainul Majdi, Pusat Bahasa Al-Azhar Cabang Indonesia, sudah bisa dimulai.
TGB. Muhammad Zainul Majdi Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia |
- Atas nama Pemerintah saya menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Al-Azhar yang telah memberikan kepercayaan kepada Indonesia. Saat bertemu dengan delegasi Al-Azhar hari jumat yang lalu saya mendengar bahwa ini adalah cabang pertama yang dibuka di luar Mesir. Tidak main-main, yang dikirim untuk meresmikannya adalah para petinggi Al-Azhar yang dipimpin oleh Deputi Grand Syeikh Al-Azhar, Syeikh Shaleh Abbas. Bahkan, beberapa hari yang lalu beliau menyampaikan, sebelum berangkat ke Indonesia Grand Syeikh Al-Azhar berpesan agar memenuhi apa saja yang diperlukan oleh Indonesia terkait kerjasama di bidang pendidkan dan dakwah keagamaan. Tentu ini sebuah kehormatan bagi bangsa Indonesia. Oleh karenanya, saya meminta kepada para calon mahasiswa agar memanfaatkan kegiatan belajar di Pusat Bahasa ini dengan sebaik mungkin. "Ke depan persiapan calon mahasiswa Indonesia di Al-Azhar agar dilakukan melalui satu pintu, yaitu di Pusat Bahasa ini, karena langsung berada di bawah supervisi Al-Azhar". Lukman Hakim, menegaskan.
- Terima kasih tak terhingga saya sampaikan kepada Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia dan Universitas Islam Asy-Syafi`iyyah (UIA) yang telah memfasilitasi kerjasama dengan Al-Azhar. Kerjasama ini sangat strategis, karena melalui kegiatan ini kita tidak hanya sedang menyiapkan kemampuan bahasa calon mahasiswa, tetapi juga menyiapkan masa depan Indonesia. Di masa mendatang mereka akan menjadi duta-duta Al-Azhar di Indonesia yang akan menyebarluaskan pemahaman Islam yang moderat sesuai manhaj Al-Azhar. Oleh karenanya "saya berpesan agar wawasan keislaman dan keindonesiaan/kebangsaan calon mahasiswa Indonesia juga mendapat perhatian dari para penyelenggara, selain soal kemampuan bahasa". Ungkap Menag Lukman Hakim Saifuddin.
- Terakhir saya mengucapkan selamat atas diresmikannya Pusat Bahasa Al-Azhar cabang Indonesia. Semoga Allah meridhai dan memberkahi usaha kita bersama.
Kegiatan Peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) ini disambut baik oleh segenap Civitas Akademika Universitas Islam As-Syafi'iyah (UIA). Hal ini sejalan dengan apa yg disampaikan oleh TGB Muhammad Zainul Majdi sebagai Ketua OIAA Indonesia, bahwa "Peristiwa ini adalah momentum yang luar biasa bagi Kampus As-Syafi'iyah, dan mahasiswa Indonesia pada umumnya, untuk terus mengembangkan kualitas diri dan Universitas dengan melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga Internasional". TGB menegaskan dalam sambutannya. (ASR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar