"Jika belum ketemu tentu sangatlah rindu, jangan bersedih hati terus sebut namanya sampai dia datang menghampiri"

Sabtu, 06 Februari 2010

Saudaraku Yang Malang



Setiap kali aku berjalan melintasi panasnya ibu kota
Terbesit jua rasa empati buat saudaraku yang malang
Mereka tertatih-tatih disela-sela ramainya kendaraan
Menadah tangan mengendapkan harga diri
Semangat untuk hidup hanya dalam pikiran
Untaian rengekan kian memilukan

Ibu kotaku kian panas
Namun tak terasa bagi saudaraku yang malang
Trotoar jalan jadi persinggahan
Menahan lelah usap keringat kepanasan
Asap kendaraan jadi santapan
Bunyi klakson kendaraan jadi nyanyian

Mereka tidak peduli lagi dengan harga diri
Mereka telah abaikan rasa malu
Mereka simpan ramainya kehidupan
Rasa tenang mereka jadikan mimpi
Mereka jalani kebahagiaan dalam kepedihan

Rasa panas bukan lagi hambatan
Rasa malu bukan lagi ukuran kemanusiaan
Tujuan hidup adalah makan
Cita-cita hanya sebatas sambung hidup
Masa depan tak terencanakan
Masa depan barjalan seiring bergantinya siang dan malam

Makan hanya dengan belas kasihan
Trotoar jalan jadi teman
Kolong jembatan jadi pemukiman
Mereka nyaman dengan keadaan yang tidak mereka rencanakan
Terik matahari, polusi udara mereka terjang
Dinginnnya malam jadi selimut petang
Koran bekas jadi penghanagt badan
Lewatkan penderitaan dalam bayang-bayang mimpi indah

Profesi mereka beranika ragam
Ada yang pengemis, pengamen jalanan, seniman jalanan
Bahkan ada yang hanya duduk diam
Menatap lalu lalang kendaraan
Mengharap belas kasihan
Tampakkan kelemahan mengharap simpati penuh keibaan

Aku melankah jelajahi kota ini
Disudut-sudut jalan, berpapasan dengan saudaraku yang malang
Kalau dari tadi aku melihat pengemis
Kalau dari tadi aku melihat pengamen
Kalau dari tadi aku melihat orang cacat
Kini aku melihat saudaraku yang malang

Dia duduk termangu tanpa busana
Dia tidak peduli lagi dengan kemaluan-nya
Dia tidak risih lagi jadi perhatian
Dia cuek dengan kehidupan
Namun aku yakin dia masih menyimpan insting keimanan
Rasa, hasrat, semangat hidup, ambisi telah ditinggalkan

Perasaanku perih bak teriris daun ilalang
Perih….! Melihat saudaraku yang malang
Meski mereka belum tentu merasakan derita
Hatiku menangis tanpa air mata
Dikala saudaraku diam tanpa suara
Adakah dia ngobrol dengan Mu ya Allah…!

Aku tidak tahu agama yang saudaraku yakini
Aku tidak peduli lagi
Apakah mereka islam, kristen, Hindu, Budha, Konghucu…atau yang lainya
Aku selalu mohon pada Tuhan yang aku cari
Tolong jaga saudaraku yang lemah dari penganiayaan
Kuatkan dia dari hasrat yang menyimpang
Luruskan jalanya ke jalan yang engkau ridhai
Tanamkan dalam taman hatinya bunga-bunga iman

Tuntaskan risalah kelam sosial dengan kemakmuran
Hiasi kota ini dengan hamba-hambamu yang beriman
Pagari jalan ini dengan semangat kekeluargaan
Hilangkan noda kota ini dengan rahmat
Agar saudara-saudaraku tidak lagi di jalanan
Sehingga aku bisa tersenyum melihat keceriaan…..!!!


By. Abdus Saleh Maller

Tidak ada komentar:

Posting Komentar