Abdus Saleh Radai di PBNU |
Melepas mesra meraih cita cipta
Mega merah merengkuh sabda mengemas cakrawala
Melankah mesrah merangkai asmara
Langkah berlahan senja tinggalkan ramainya mayapada
Mengintip keindahan bersama kebahagiaan
Sepasang hamba tersenyum pasrah menatap lepas ke arah samudra
Menanti tiba saat siang hilang jemput malam
Bersama indahnya matahari sore mengendap-endap berlahan
Seakan malu menatap sepasang bahagia dalam keceriaan
Membelai mesra dengan kesungguhan
Melambaikan tanggan meremas ketulusasn
Kata-kata indah mengiringi suasana hati yang sedang bahagia
Sepasang hambapun menatap mesra penuh kepasrahan
Seakan lupa akan waktu yang berjalan, menuju kegelapan malam
Bunyi binatang lautpun mulai memecah kesunyian
Desiran ombak melengkapi indahnya jelang malam
Belaian lembut tanganya yang halus
Mengiang resah nafas kehangatan
Merias bulu kuduk yang tegang terangsang
Tegang pun lelah bersama hembusan nafasnya
Yang penuh keikhlasan dan ketulusan penuh makna
Keangkuhanpun tumbuh, egoisme menyembul
Seakan dunia hanya miliknya
Sepasang hamba pun merasa saling memiliki
Mereka lupa dengan alam sekitar
Munkinkah itu karena kebahagiaan, ‘bercinta’?
Tapi mereka sadar
Bahwa mereka tidak boleh angkuh untuk memiliki
Untuk mengikat atau bahkan mengekang
Apa lagi mengikat lingkaran kebersamaan
Tapi mungkin itulah dilema cinta
Meski bukan akar cinta yang sesunggunya
Namun mereka sadar
Bahwa cinta tidak dapat memiliki dan dimiliki
Mereka juga sadar
Bahwa cinta adalah jalan lurus
Mereka juga sadar
Bahwa cinta mengalir tanpa adanya hasrat
Mereka juga sadar
Bahwa cinta yang mengendalikan bukan mereka yang mengendalikan cinta
Mereka juga sadar
Bahwa cinta mereka tidak akan hadir dalam dirinya masing-masing
Mereka juga sadar
Bahwa cinta melimpahkan
Mereka juga sadar
Bahwa cinta adalah memberi bukan menerima
Namun suasana kala itu terlalu indah
Untuk dilewatkan tanpa kebahagiaan
Kemesraan yang jarang terpajang
Sepasang hamba pun terus larut dalam kesyahduan
Sampai akhirnya mereka sadar dari kemesraan
Bahwa malam hari telah telanjangi siang
Suara adzan pun mulai menggema
Tanda maghrib telah tiba, siang berganti malam
Kemesraan itu hilang seketika
Keindahan itu lenyap dengan sekejap
Kebahagiaan tinggal kenangan dalam bayangan
Tatkala aku sadar ……..!!!
Kalau telah hanyut dalam mimpi indah sesaat
Abdus Saleh Radai
Villa Pabuaaran Indah, 3 April 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar