
Orang-orang melarat, dan papa
Mengatup bibir melantunkan lafasdz dengan namamu
Rintihan kesakitan, erangan yang menderita
Tuhan ! kau berada dalam tempat terpencil
Kau ada dalam gubuk-gubuk
Namamu menyembul dalam masyarakat pinggiran
Tuhan, kekawatiran selalu ada namamu
Ketakutan selalu kau sertai
Renungan gelandangan malang
Regikan pepohon sepanjang balantara kemiskinan
Kebingisan sering kali berujung, tangis darah dan kesakitan
Berujung dengan mengadu pasrah dengan namamu
Tanpa penyelesaian, dikucilkan dan terabaikan
Hanya kau yang menghargai
Hanya kau jalan satu-satunya
Hanya kau teman setia dan mengadu
Dikala musibah, kefakiran dan kemiskinan
Melilit erat di pinggang kehidupan
Sudimu terpatri dalam semangat tabah dan sabarnya