"Jika belum ketemu tentu sangatlah rindu, jangan bersedih hati terus sebut namanya sampai dia datang menghampiri"

Kabar Berita

Senin, 2 September 2019
JAMAAH THORIQOH SYADZILIYAH WAL QODIRIYAH BEKASI MENGHADIRI HAUL KE-50 HADLRATUSSYEIKH MUSTAQIM BIN HUSAIN PONDOK PETA TULUNGAGUNG
Perjalanan Acara Haul Hadlratussyeikh Mustqim Bin Husain tahun ini diawali dengan Rutinan Malam Jum'at yaitu Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadzliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, Titik Cikarang Kota Bekasi Jawa Barat. Khususiyah merupakan amaliah pembacaan aurad Syadziliyah wa Qodiriyah yang di baca secara bersama-sama pada malam Jum'at dan malam Selasa untuk Titik Cikarang Kota, dan di pimpin oleh Imam Khususiyah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriayah Pondok PETA Tulungagung. Peserta Rutinan Khususiyah adalah Jemaah Thoriqoh yang telah di Bai'at, baik Bai'at Thoriqoh Syadziliyah atau pun Bai'at Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah. Bai'at hanya bisa dilakukan oleh Mursyid Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, yaitu Romo KH. Charir Sholahuddin Al Ayyubi dari Romo KH. Abdul Jalil Mustaqim (atau Romo KH. Arief Mustaqim) dari Romo KH. Mustiqim bin Husein, dan sterusnya sampai ke Sultanul Aulia Abi Hasan As-Syadzily. Selengkapnya........

Minggu, 1 September 2019
PERJALANAN MENUJU ACARA HAUL MBAH CHASBULLAH KUTOANYAR
Selesai ramah tamah dengan Keluarga Besar Mbah Chasbullah Marzuqi, setelah menikmati sajian khas Kutoanyar, santapan nasi pecel yang pedas, rombongan langsung mohon diri untuk istirahat dan mempersiapkan diri untuk menghahdiri acara Haul Mbah Kakung pada malam harinya. Syukur alhamdulillah semua rombongan dapat berkhikmad mengahadiri dan mengikuti acara Haul Mbah Kakung dengan penuh semangat karena hakikatnya Haul Guru adalah kebutuhan kita. Selengkapnya........

Sabtu, 23 AGustus 2019
GURU ABDURRAZAK MAKMU SINGA PODIUM DARI BETAWI
Sewaktu Abdurrazak Makmun (atua Guru Rozak Makmun) masih kecil, saat Guru Makmun tengah memberikan tashwir di tengah santrinya, Abdurrazak kecil tiba-tiba mulai membuat ulah yang tak diperlukan. Karena ulahnya, suasana Tashwir jadi buyar. Tashwir adalah istilah Islam Betawi, artinya membaca, mengartikan, dan menjelaskan kitab. Guru Makmun, Ayahanda dari Guru Abdurrazak, mulai terganggu dengan ulah anaknya. Tatapan Guru Makmun pada kitab di hadapannya, tak lagi teratur. Konsentrasi terpecah, lirikan pahitnya meminta si anak menyudahi tingkah-laganya. Pada kesempatan lain, Abdurrazak sebagai anak kecil hampir tak pernah luput menyertakan diri dalam pengajian yang digelar di rumahnya. Selengkapnya......


Sabtu, 17 Agustus 2019
MAKNA KEMERDEKAAN SECARA HAKIKI DALAM ISLAM
Bulan ini, Tanggal 17 Agustus 2019, bangsa Indonesia kembali memperingati hari kemerdekaannya. Semarak menyambutnya telah nampak sejak jauh hari. Spanduk, bendera, umbul-umbul, dan baliho-baliho bertuliskan “Dirgahayu Kemerdekaan” menghiasi jalan-jalan raya. Semuanya menjadi semarak menyambut hari bersejarah itu. Namun di balik kesemarakannya, masih terselip berbagai pertanyaan di benak kita; benarkah kita sudah merdeka secara hakiki? apa makna kemerdekaan bagi kita? bagaimana kita mengisi kemerdekaan yang kita rasakan saat ini? Selengkapnya.......


Sabtu, 3 Agustus 2019
BIOGRAFI HADLRATUSSYEIKH KH. MUSTAQIM BIN HUSEIN
Hadlratussyeikh Mustaqim bin Husein adalah Mursyid Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah Pondok Pesulukan Thoriqot agung (PETA) Tulungagung Jawa Timur. Hadlratussyeikh Mustaqim bin Husein lahir di desa Nawangan, kecamatan Keras, kabupaten Kediri, pada tahun 1901 M. Ayah beliau bernama Husain bin Abdul Djalil, yang merupakan keturunan ke 18 dari Mbah Panjalu atau Hariang Kencana atau Sayyid Ali Bin Muhammad bin Umar (Mbah Panjalu), Ciamis, Jawa Barat. Selengkapnya......

Sabtu, 27 Juli 2019
BEKASI - Mbah Kakung atu Mbah Hasbulloh Marzuki adalah ayah dari istri KH. Mahfudz Syafi’i, yaitu Nyai Hj. Muhshonah Ch. (Ayah mertua sekaligus guru dari KH. Mahfudz Syafi’i). Beliau lahir di Kolomayan, Kediri, Jawa Timur pada hari Selasa Kliwon, 09 April 1901 M. atau 19 Dzul Hijjah 1318 H. yaitu putra dari pasangan suami istri KH. Marzuqi dan Nyai Kasiyam. Nasab KH. Hasbulloh bersambung kepada Seorang ‘Alim Hasan Besari, Ponorogo. Pada saat kecil beliau mengaji dan sekolah di Pondok Pesantren Ploso, Kediri, Jawa Timur yang diasuh oleh KH. Imam Jazuli. Selengkapnya......



Rabu, 24 Juli 2019
KH. MAHFUDZ SYAFI'I GURU AGUNG PEMBAWA THORIQOH PONDOK PETA TULUNGAGUNG
Di Provinsi Jawa Timur, terdapat sebuah kabupaten yang bernama Jombang yang di kenal dengan kota santri, bahkan ada yang menyatakan bahwa kota Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah jawa karena hampir seluruh pendiri pondok pesantren di jawa pernah berguru di Jombang. Konon, Jombang berasal dari akronim bahasa jawa IJO yang berarti HIJAU dan ABANG yang berarti MERAH yang kemudian di satukan menjadi IJO-ABANG atau JOMBANG. Selengkapnya.......






Jadikan Sekolah sebagai ruang belajar yang aman dan nyaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar