"Jika belum ketemu tentu sangatlah rindu, jangan bersedih hati terus sebut namanya sampai dia datang menghampiri"

Selasa, 15 Oktober 2019

KH. AGUS SALIM: PERINGATAN HARI SANTRI 2019 WARGA NU SERENTAK BERSHALAWAT


KH. Agus Salim Ketua Lembaga Dakwah PBNU
Peringatan Hari Santri Nasional 2019 yang jatuh pada 22 Oktober pekan depan akan diperingati Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dengan menggelar serangkaian kegiatan. Di malam puncaknya akan dilakukan pembacaan 1 miliar sholawat nariyah untuk Keselamatan Bangsa secara serentak di seluruh Indonesia.

Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH. Agus Salim mengatakan, kegiatan ini nanti akan dipusatkan di Masjid Raya KH. Hasyim Asy'ari, Jakarta pada Senin malam 21 Oktober 2019 selepas Sholat Isya. PBNU akan mengkoordinir warga NU dan juga kalangan pesantren seluruh Indonesia untuk bersama-sama serentak membaca shalawat nariyah di masing-masing lokasi dan titik domisilinya.

"(Sholawat nariyah) Diikuti serentak warga NU dari Sabang sampai Merauke serta luar negeri," kata KH. Agus Salim kepada wartawan di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (15/10).

Menurut KH. Agus Salim, setidaknya ada dua tujuan dari digelarnya pembacaan sholawat nariyah ini di Hari Santri Nasional 2019. Pertama, mengharap berkah dan sekaligus memohon pertolongan kepada Allah agar bangsa Indonesia selamat dari ancaman apapun.

"Kita berharap tetap senantiasa hidup damai dan semoga menjadi apa yang disebut sebagai baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur," kata dia.

Kedua, dalam momentum pembacaan 1 miliar sholawat Nariyah ini, PBNU juga ingin mengenang dan sekaligus mendoakan para pahlawan yang gugur dan tulus membela kedaulatan Tanah Air. "Jasa mereka, utamanya para ulama, selain harus kita kenang, yang tidak kalah penting adalah harus kita teladani," katanya.

Ketua Panitia Pelaksana Malam Puncak Hari Santri Nasional 2019 KH. Misbahul Munir mengatakan acara peringatan Hari Santri di Masjid Raya KH. Haayim Asy'ari akan diikuti oleh Ulama di Jajaran PBNU. Rencananya juga akan dihadiri oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.

"Iya, Kiai Ma'ruf akan hadir memberikan pidato kebangsaan, Gubernur DKI Jakarta Pak Anis Baswedan juga hadir, serta alim ulama dan Habaib," kata Kyai Misbah. (ASR)

Senin, 23 September 2019

NGAJI KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA'ALLIM KEPADA HABIB UMAR BIN HAFIDZ


Lembaga Dakwah PBNU bekerjasama dengan Syuriah PBNU dan Majelis Muwasholah menyelenggarakan acara Ngaji Kitab Adabul Alim Wal Muta'allim Karya KH. Hasyim Asy'ari dan kitab Bahjatul Mahafil karya Imam Yahya al-‘Amiri. Ngaji Kitab Kepada Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Selama ini Ngaji Kitab Adabul Alim Wal Muta'allim di laksanakan dengan cara Teleconference dari PBNU Indonesia dengan Habib Umar Bin Hafidz di Hadramaut Yaman. Sekarang Al Habib Umar Bin Hafidz, alhamdulillah hadir langsung Ngaji Kitab Karya Mbah Hasyim di Masjid An Nahdlah Gedung Pengurus Besar Nahdlatu Ulama (PBNU) Jakarta, Senin (23/09/19).

Selasa, 17 September 2019

KH. AGUS SALIM MENGUKUHKAN PDPNU LEMBAGA DAKWAH PBNU ANGKATAN PERTAMA

Pengukuhan Pendidikan Dai Penggerak Nahdlatul Ulama (PDPNU) Lembaga Dakwah PBNU Angkatan Pertama
Pendidikan Dai Penggerak Nahdlatul Ulama (PDPNU) telah menyelesaikan pendidikan kader penggerak angkatan pertama, dalam rentang waktu selam tiga bulan. Pada hari Senin, 16 September 2019 sebanyak 50 Kader PDPNU angkatan pertama resmi dikukuhkan oleh Ketua Lembaga Dakwah PBNU (LD-PBNU) KH. Agus Salim, di lantai 8 Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Kramat 164 Jakarta Pusat.

KH. Agus Salim, dalam sambutannya berpesan kepada seluruh peserta Pendidikan Dai Penggerak Nahdlatul Ulama (PDPNU), agar memahami Islam dari berbagai aspek, yaitu aspek Syariah, Thoriqoh, dan Hakikat. Dengan menguasai dan mengamalkan semua aspek tersebut, maka para dai penggerak NU akan mudah diterima masyarakt, lembut, santun, dan berkahlak dalam berdakwah. Jika dalam berdakwah hanya fokus pada aspek syariat saja maka akan keras, radikal dalam menyampaikan dakwahnya, dengan menggabungkan ketiganya, maka akan tercipta dakwah yang ramah.

Minggu, 15 September 2019

BAYAR ZAKAT, INFAK, SEDEKAH DI NU CARE-LAZISNU SAJA

NU Care-LAZISNU
NU CARE-LAZISNU adalah rebranding dan/atau sebagai pintu masuk agar masyarakat global mengenal Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU).

NU CARE-LAZISNU berdiri pada tahun 2004 sebagai sarana untuk membantu masyarakat, sesuai amanat muktamar NU yang ke-31 di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah. NU CARE secara yuridis-formal dikukuhkan oleh SK Menteri Agama No. 65/2005 untuk melakukan pemungutan Zakat, Infak, dan Sedekah kepada masyarakat luas.

NU CARE-LAZISNU merupakan lembaga nirlaba milik perkumpulan Nahdlatul Ulama (NU) yang bertujuan, berkhidmat dalam rangka membantu kesejahteraan umat; mengangkat harkat sosial dengan mendayagunakan dana Zakat, Infak, Sedekah serta Wakaf (ZISWAF).

Kamis, 12 September 2019

KEMBALI KE MADRASAH NU

Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Kota Cimahi Jawa Barat
dari kiri Prof. Arif Rahman Hakim, Abdus Saleh Radai, H. Hendra Cipta Dinata, 
Dr. Kurnali, Hambali, dan Faisal Bahri
Akhir pekan yang lalu Minggu, 8/09/2019, Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) Kota Cimahi, di Hotel Takshimaya, Lembang, Bandung, Jawa Barat telah sukses terlaksana. Sebanyak 50 peserta dari pengurus PCNU Cimahi, MWC, lembaga, badan otonom, LD PBNU, mengikuti dengan serius dan semangat kegiatan pengkaderan dari awal hingga selesai.

Dalam MKNU yang diselnggarakan PCNU Kota Cimahi Tersebut, di ikuti oleh H. Hendra Cipta Dinata, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sekaligus Pengurus Lembaga Dakwah PBNU. Turut pula sebagai peserta MKNU adalah Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, Dr. KH. Kurnali Subandi, mengaku senang dan bahagia telah ikut serta di MKNU. Baginya, MKNU merupakan bagian dari kaderisasi yang menegaskan ke-NU-an seorang kader Ulama NU. 

Kamis, 05 September 2019

HENDRA CIPTA DINATA DILANTIK BERSAMA 50 ANGGOTA DPRD KABUPATEN BEKASI

Hendra Cipta Dinata (Anggota DPRD Kabupaten Bekasi Jawa Barat dari PKB)
Sebanyak 50 anggota DPRD Kabupaten Bekasi periode 2019-2024 dilantik hari ini. Dari 50 anggota, 29 di antaranya merupakan wajah baru. Hendra Cipta Dinata adalah salah satunya, wajah baru anggota DPRD Kabupaten Bekasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) satu-satunya di Kabupaten Bekasi. 

Pelantikan dilaksanakan di Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, kompleks Pemerintah Kabupaten Bekasi, Sukamahi, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi. Sejumlah anggota DPRD periode 2014-2019 dan Bupati Kabupaten Bekasi Eka Supria Atmaja hadir dalam pelantikan tersebut. 

Senin, 02 September 2019

JAMAAH THORIQOH SYADZILIYAH WAL QODIRIYAH BEKASI MENGHADIRI HAUL KE-50 HADLRATUSSYEIKH MUSTAQIM BIN HUSAIN PONDOK PETA TULUNGAGUNG

Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Titik Cikarang Kota Bekasi/Foto by. Abdus Saleh Radai
Hari ini Sabtu, 31/8/2019 bersamaan dengan Peringatan Tahun Baru IslAM 1 Muharram 1441 Hijriyah. adalah diselenggarakannya Acara Haul Hadlratussyeikh Mustqim Bin Husain, Tulungagung, Jawa Timur. Acara Haul Mbah Taqim (beliau biasa dipanggil) dihadiri oleh para muridnya yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan manca negara, seperti Jerman, Belanda, Macau, Jepang, Korea dan lain sebagainya.

Rutinan dan Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodoriyah
Perjalanan Acara Haul Hadlratussyeikh Mustqim Bin Husain tahun ini diawali dengan Rutinan Malam Jum'at yaitu Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadzliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, Titik Cikarang Kota Bekasi Jawa Barat. Khususiyah merupakan amaliah pembacaan aurad Syadziliyah wa Qodiriyah yang di baca secara bersama-sama pada malam Jum'at dan malam Selasa untuk Titik Cikarang Kota, dan di pimpin oleh Imam Khususiyah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriayah Pondok PETA Tulungagung. Peserta Rutinan Khususiyah adalah Jemaah Thoriqoh yang telah di Bai'at, baik Bai'at Thoriqoh Syadziliyah atau pun Bai'at Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah. Bai'at hanya bisa dilakukan oleh Mursyid Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, yaitu Romo KH. Charir Sholahuddin Al Ayyubi dari Romo KH. Abdul Jalil Mustaqim (atau Romo KH. Arief Mustaqim) dari Romo KH. Mustiqim bin Husein, dan sterusnya sampai ke Sultanul Aulia Abi Hasan As-Syadzily.

Minggu, 01 September 2019

PERJALANAN MENUJU ACARA HAUL MBAH KH. CHASBULLAH MARZUQI KUTOANYAR

Rutinan Malam Jum'at Khususiyah Bersama KH. Agus Salim
Hari ini Sabtu, 31/8/2019 bersamaan dengan Peringatan Tahun Baru Islma 1 Muharram 1441 Hijriyah. adalah diselenggarakannya Acara Haul Mbah KH. Chasbullah Marzuqi, Kutoanyar, Tulungagung. Acara Haul Mbah Kakung (beliau biasa dipanggil) dihadiri oleh para muridnya yang tersebar di beberapa wilayah khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah,  dan Jawa Barat. 

Kegiatan Musyawarah Rutin Jum'at Pagi Bersam KH. Agus Salim
Perjalanan Acara Haul Mbah Kakung tahun ini diawali dengan Rutinan Malam Jum'at yaitu Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadzliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, Titik Cikarang Kota Bekasi Jawa Barat. Khususiyah merupakan amaliah pembacaan aurad Syadziliyah wa Qodiriyah yang di baca secara bersama-sama pada malam Jum'at dan malam Selasa untuk Titik Cikarang Kota, dan di pimpin oleh Imam Khususiyah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriayah. Peserta Rutinan Khususiyah adalah Jemaah Thoriqoh yang telah di Bai'at, baik Bai'at Thoriqoh Syadziliyah atau pun Bai'at Thoriqoh Qodiriyah. Bai'at hanya bisa dilakukan oleh Mursyid Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, yaitu Romo KH. Charir Sholahuddin Al Ayyubi dari Romo KH. Abdul Jalil Mustaqim (atau Romo KH. Arief Mustaqim) dari Romo KH. Mustiqim bin Husein, dan sterusnya sampai ke Halratussyeikh Abi Hasan As-Syadzily.

Sabtu, 31 Agustus 2019

MAKNA DAN KEMULIAN BULAN MUHARRAM

Abdus Saleh Radai di Masjid Nabawi Madinah
Sebelum Khalifah Umar Bin Khattab menentukan momentum hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah sebagai titik penentu perhitungan hijriyah, bulan Muharram disebut dengan bulan Shafar Awal, karena posisinya yang terletak sebelum bulan shafar.

Nama Muharram secara bahasa dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan. Yaitu bulan yang didalamnya orang-orang Arab diharamkan dilarang (diharamkan) melakukan peperangan. Begitulah kebiasaan mereka tempo dulu mengkhususkan bulan-bulan peperangan dan bulan-bulan gencatan senjata. Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir terdapat keterangan berikut:

أَنَّ الْمُحَرَّمَ سُمِّيَ بِذَلِكَ لِكَوْنِهِ شَهْرًا مُحَرَّمًا، وَعِنْدِي أَنَّهُ سُمِّيَ بِذَلِكَ تَأْكِيدًا لِتَحْرِيمِهِ؛ لِأَنَّ الْعَرَبَ كَانَتْ تَتَقَلَّبُ بِهِ، فَتُحِلُّهُ عَامًا وَتُحَرِّمُهُ عَامًا

"Dinamakan bulan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa (halal)."

Jumat, 23 Agustus 2019

GURU ABDURRAZAK MAKMUN SINGA PODIUM DARI BETAWI

Guru KH. Abdurrazak Makmun
Nama asli Guru Rozak Makmun adalah KH. Abdurrazak bin Makmun. Beliau dilahirkan pada Bulan Rabi`ul Awwal 1335 H. bertepatan dengan tahun 1916. Beliau adalah cucu dari Guru Mughni ulama besar Kuningan, Jakarta Selatan dari garis ibu. Beliau 25 Muharram 1404 H, 1 Nopember 1983 di usia ke-67 tahun. Jenazahnya dikebumikan di sisi makam Ayahandanya, Guru KH. Muhammad Makmun bin Jauhari bin Mi’un di Komplek Masjid Darussalam, Kuningan, Jakarta Selatan.

Sewaktu Abdurrazak Makmun (atua Guru Rozak Makmun) masih kecil, saat Guru Makmun tengah memberikan tashwir di tengah santrinya, Abdurrazak kecil tiba-tiba mulai membuat ulah yang tak diperlukan. Karena ulahnya, suasana Tashwir jadi buyar. Tashwir adalah istilah Islam Betawi, artinya membaca, mengartikan, dan menjelaskan kitab. Guru Makmun, Ayahanda dari Guru Abdurrazak, mulai terganggu dengan ulah anaknya. Tatapan Guru Makmun pada kitab di hadapannya, tak lagi teratur. Konsentrasi terpecah, lirikan pahitnya meminta si anak menyudahi tingkah-laganya. Pada kesempatan lain, Abdurrazak sebagai anak kecil hampir tak pernah luput menyertakan diri dalam pengajian yang digelar di rumahnya.

Sabtu, 17 Agustus 2019

MAKNA KEMERDEKAAN SECARA HAKIKI MENURUT ISLAM

Tim Paskibraka Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Manbaul Hikmah
Amanah Pembina Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Diselenggarakan Oleh Sekolah Islam Terpadu Manbaul Hikmah

Direktur The Integrated Islmic School of Manbaul Hikmah
Pembina Upacara 17 Agustus 2019

Bulan ini, Tanggal 17 Agustus 2019, bangsa Indonesia kembali memperingati hari kemerdekaannya. Semarak menyambutnya telah nampak sejak jauh hari. Spanduk, bendera, umbul-umbul, dan baliho-baliho bertuliskan “Dirgahayu Kemerdekaan” menghiasi jalan-jalan raya. Semuanya menjadi semarak menyambut hari bersejarah itu. Namun di balik kesemarakannya, masih terselip berbagai pertanyaan di benak kita; benarkah kita sudah merdeka secara hakiki? apa makna kemerdekaan bagi kita? bagaimana kita mengisi kemerdekaan yang kita rasakan saat ini?

Sebelum kita melihat lebih jauh, ada baiknya kita mencoba mengingat kembali bagaimana kemerdekaan itu bisa hadir di negeri tercinta ini. Ketika kita membuka kembali lembaran-lembaran sejarah bangsa ini, maka kita akan menemukan jejak Islam di setiap lembarannya. Ya, jejak perjuangan kaum muslimin dan para ulama yang menentang penindasan dan mengagungkan nama Islam. Bahkan perjuangan kemerdekaan tersebut telah ada jauh sebelum terbayangnya sebuah komunitas bernama Indonesia.

Dalam sejarah itu, kita dapat melihat bagaimana semangat jihad melebur ke dalam budaya masyarakat Indonesia, yang memang menjadi mayoritas muslim kala itu. Tampilnya para pejuang Islam di beberapa wilayah seperti ; di Aceh dengan Hikayat Perang Sabil-nya, di Jawa dengan dengan Pangeran Diponegoro yang hendak merdeka dan melawan penjajahan, di Makassar dengan Sultan Alauddin yang berdiri tegak mempertahankan kesultanannya dari rongrongan VOC, dan daerah-daerah lainnya, semuanya menjadi warna perjuangan kemerdekaan bangsa kita. Bertumpuk-tumpuk badan telah menjadi syahid, insyaaAllah. Bersahut-sahut takbir memanggil, mengantar nyawa mereka bercerai dari badannya, yang dengannya mereka mempertanggungjawabkan jihadnya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan, ketika perjuangan beralih ke zaman setelah itu, Islam tetap menjadi sumbu dari berputarnya usaha-usaha menuju kemerdekaan. Tak heran, jika para ulama dan tokoh Islam, ketika memiliki kesempatan untuk mewarnai lahirnya Indonesia, mereka memanfaatkannya dengan memperjuangkan Islam sebagai pondasi negara. Melalui Piagam Jakarta (Jakarta Charter), umat Islam mencoba menyalurkan citanya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara merdeka yang bertauhid. Meskipun akhirnya pupus karena suatu sebab yang disesalkan para tokoh Islam waktu itu.

Selasa, 13 Agustus 2019

DUBES SAYANGKAN 520 KUOTA HAJI INDONESIA TIDAK TERPAKAI

Agus Maftuh Abegebriel Duta Besar RI untuk Arab Saudi
MEKKAH - Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyayangkan adanya kuota jamaah haji yang tidak terpakai setiap tahun. Hal itu dia ketahui dari sistem e-hajj terkini.

"Saya suka buka sistem e-hajj. Terakhir saya buka itu 31 Juli. Data yang muncul di situ selama saya bertugas tiga tahun, ada kuota yang tidak terpakai. Ini jumlahnya dua kali lipat kuota Brunei," tutur Agus Maftuh saat rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah haji di Hotel 308, kawasan Raudhah, Makkah, Selasa (6/8) malam.

Dalam rapat yang dihadiri rombongan Amirul Hajj 2019, PPIH Arab Saudi, dan pengawas DPR itu, dia menjelaskan pada 2016 jumlah kuota haji tak terpakai mencapai 759 kursi. Selanjutnya, pada 2017 ada sebanyak 935 kuota haji yang tak terpakai. Adapun pada tahun 2018, ada sebanyak 649 kursi. Sementara, pada tahun ini tercatat sebanyak 520 kursi tak terpakai.

Sabtu, 10 Agustus 2019

WUKUF DI ARAFAH BERSAMA KH. AGUS SALIM (KETUA LEMBAGA DAKWAH PBNU)

KH. Agus Salim dan Nyai Hj. Zakiyah Zaini Ahmad di Arafah
Mekkah - Seluruh Jamaah Haji Indonesia telah berangkat menuju Padang Arafah untuk melaksanakan wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah (11/8). Begitu juga dengan rombongan KH. Agus Salim, (Ketua Lembaga Dakwah PBNU dan Rois Syu'biyah Jatman), yang tahun ini juga berangkat melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah. Sebelum ke Arafah Rombongan menginap terlebih dahulu di Mina selama kurang lebih sehari semalam.

Mina adalah sebuah lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur kota Mekkah, Arab Saudi. Ia terletak di antara Mekkah dan Muzdalifah. Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jamaah haji seluruh dunia. Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung. Mina paling dikenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji. 

Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan salat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah.

Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar kota suci umat Islam di Mekkah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada satu hari (siang hari) tanggal 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah berkumpullah jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan inti ibadah haji, yaitu ibadah Wukuf. Wukuf di padang Arafah merupakan salah satu rukun haji, untuk mengingat Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke Bumi dari surga karena mengingkari perintah Allah dan terbawa oleh tipu daya Iblis. Mereka dipisahkan di dunia ini selama 40 tahun untuk bertemu kembali. Padang Arafah merupakan lokasi Adam dan Hawa bertemu, dan menjadi lokasi yang sakral bagi umat Islam. Setelah selesai wukuf di Arafah Jamaah haji langsung menuju Muzdalifah.

Jumat, 09 Agustus 2019

DEKLARASI MEKKAH DALAM SILATURRAHIM NU SE-DUNIA

Hotel Altayseer Tower Tempat Acara Deklarasi makkah
Mekkah - Silaturahmi Nahdlatul Ulama Se-Dunia Ke XVIII yang digelar oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di Hotel Altayseer Towers Hotel, Makkah, Kamis (8/8) menyerukan warga NU untuk berpegang teguh pada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah An Nahdliyyah baik secara fikrah dan amaliyah maupun secara manhajiyah dan harakah.

Forum tahunan yang dilaksanakan pada setiap musim haji tersebut juga menyerukan kepada seluruh umat di dunia untuk terus mendukung teciptanya perdamaian dunia berdasarkan asas keadilan dan kemanusiaan. Hal ini selaras dengan tema besar yang diangkat yakni "Merajut Kembali Ukhuwah Wathaniyah Menuju Perdamaian Dunia".

SILATURRAHIM NU SE-DUNIA XVII DI MEKKAH AL-MUKARRAMAH

KH. Agus Salim bersama KH. Nurul Badruttamam
Mekkah - Hari ini warga Nahdliyyin sedunia berkumpul di Makkah Al-Mukarramah untuk mengadakan acara Silaturrahim Nahdlatul Ulama Sedunia. Acara Silaturrahim Nahdlatul Ulama Sedunia dilaksanakan sebelum pelaksanaan ibadah haji, yang di mulai besok Jum'at berangkat ke padang Arafah untuk melanksanakan rangkaian ibadah haji. 

KH. Lukman Hakim Saifuddin Selaku Menteri Agama dalam Shilaturrahim Nahdlatul Ulama Sedunia di Hotel Taisir Mekah (Kamis, 7 Dzulhijjah 1440 H./8 Agustus 2019) menyatakan, bahwa Semua pihak sudah paham bahwa potensi NU di semua Bidang sangat besar. Diamnya NU sudah merupakan potensi. Namun, potensi saja Tidak cukup. 

Lukman Hakim Saifuddin mengatakan "Potensi besar NU Harus digerakkan secara optimal supaya mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, bangsa, dan dunia. Kekuatan untuk bergerak (harakah) Harus dioptimalkan supaya Ada dampak positif (atsar) di tengah kehidupan umat manusia". Islam moderat yang toleran, progresif dan inklusif menjadi karakteristik utama Nahdaltul Ulama yang harus dikembangkan di tengah masyarakat sehingga benih-benih radikal-intoleran bisa diminimalisir dengan baik. Menag Lukman, menambahkan.

Nahdlatul Ulama sudah saatnya menyisingkan lengan baju. Tidak hanya menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tapi juga terlibat aktif dalam memajukan Indonesia dari berbagai aspek kehidupan. Tampilnya KH. Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden adalah langkah Awal NU dalam memajukan bangsa yang Harus dibuktikan dengan prestasi Demi prestasi di semua aspek kehidupan sehingga masyarakat percaya kepada NU.

Selasa, 06 Agustus 2019

KH. MAIMUN ZUBAIR (MBAH MOEN) WAFAT DI MEKKAH

KH. Maimun Zubair/ Mbah Moen
انا لله وانا اليه راجعون

اللهم اغفر له وارحمه وأدخله جنات النعيم

اللهــــم .. يا حنَّان ، يا منَّان ، يا واسع الغفران ، اغفر له و ارحمه ، و عافه و اعف عنه ، و أكرم نزله ، و وسع مدخله ، و اغسله بالماء و الثلج و البرد ، و نقِّه من الذنوب و الخطايا كما ينقَّى الثوب الأبيض من الدنس

اللهــــم .. أبدله داراً خيراً من داره ، و أهلاً خيراً من أهله ، و زوجاً خيراً من زوجه ، و أدخله الجنة و أعزه من عذاب القبر و من عذاب النار

اللهــــم .. عامله بما أنت أهله ، و لا تعامله بما هو أهله
اللهــــم .. اجزه عن الاحسان احساناً ، و عن الإساءة عفواً و غفراناً
اللهــــم .. إن كان محسناً فزد في حسناته ، و إن كان مسيئاً فتجاوز عنه يارب العالمين
اللهــــم .. آنسه في وحدته ، و آنسه في وحشته ، و آنسه في غربته
اللهــــم .. أنزله منزلاً مباركاً و أنت خير المنزلين
اللهــــم .. أنزله منازل الصديقين و الشهداء و الصالحين و حسن أولئك رفيقاً
اللهــــم .. اجعل قبره روضة من رياض الجنة ، و لا تجعله حفرة من حفر النار
اللهــــم .. افسح له في قبره مد بصره ، و افرش قبره من فراش الجنة
اللهــــم .. أعذه من عذاب القبر ، و جاف الأرض على جنبيه
اللهــــم .. املأ قبره بالرضا و النور ، و الفسحة و السرور
اللهــــم .. قِهِ السيئات ( و من تق السيئات يومئذٍ فقد رحمه )
اللهــــم .. اغفر له في المهديين ، و اخلفه في عقبة في الغابرين ، و اغفر لنا و له يا رب العالمين ، و افسح له في قبره و نوّر له فيه
اللهــــم .. إنَّ عبدك في ذمتك و حبل جوارك فقِهِ فتنة القبر ، و عذاب النار ، و أنت اهل الوفاء والحق ، فاغفر له و ارحمه ، إنك أنت الغفور الرحيم
اللهــــم .. إن هذا عبدك و ابن عبدك و ابن أمتك خرج من روَح الدنيا و سعتها و محبوبيه و أحبائه فيها إلى ظلمة القبر و ما هو لاقيه .كان يشهد أن لا إله إلا أنت و أن محمداً عبدك و رسولك و أنت أعلم به .
اللهــــم .. إنه نزل بك و أنت خير منزول به ، و أصبح فقيراً إلى رحمتك و أنت غني عن عذابه ، آته برحمتك رضاك ، و قِهِ فتنة القبر و عذابه ، و آته برحمتك الأمن من عذابك حتى تبعثه إلى جنتك يا أرحم الراحمين

اللهم ..انقله من مواطن الدود و ضيق اللحود إلى جنات الخلود

 اللهم ..ارحمه تحت الأرض ، و استره يوم العرض ، و لا تخزِهِ يوم يبعثون 
اللهــــم .. يمِّن كتابه ، و يسِّر حسابه ، و ثقِّل بالحسناتِ ميزانه ، و ثبِّت على الصراط أقدامه ، و أسكِنه في أعلى الجنات ، في جوار نبيِّك و مصطفاك صلى الله عليه و سلم
اللهــــم .. أمِّنه من فزع يوم القيامة ، و من هول يوم القيامة ، و اجعل نفسه آمنةً مطمئنة ، و لقِّنه حجَّته
اللهــــم .. اجعله في بطن القبر مطمئناً ، و عند قيام الأشهاد آمناً ، و بجود رضوانك واثقاً ، و إلى أعلى علو درجاتك سابقاً
اللهــــم .. اميييين بسر الفاتحه

ASR - Telah kembali kepada Rabbnya KH. Maimun Zubair (Mbah Moen) di Tanah Suci Mekkah, beliau ke Arab Saudi Mekah untuk melaksanakn ibadah haji. Beliau wafat pada hari ini Selasa, (06/08/2019). Semoga Mbah Moen Akhir kalamnya Laa ilaaha illallah, Allah jadikan husnul khotimah.

Sabtu, 03 Agustus 2019

BIOGRAFI HADLRATUSSYEIKH KH. MUSTAQIM BIN HUSEIN

 Jamaah Thoriqoh Saydziliyah Wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungaung, Titik Cikarang Kota Bekasi Jawa Barat, Ziarah ke Makam Guru Mursyid Hadlratussyeikh KH. Mustaqim bin Husein, Kauman, Tulungagung, Jawa Timur
Hadlratussyeikh Mustaqim bin Husein adalah Mursyid Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah wan Naqsabandiyah Pondok Pesulukan Thoriqot agung (PETA) Tulungagung Jawa Timur. Hadlratussyeikh Mustaqim bin Husein lahir di desa Nawangan, kecamatan Keras, kabupaten Kediri, pada tahun 1901 M. Ayah beliau bernama Husain bin Abdul Djalil, yang merupakan keturunan ke 18 dari Mbah Panjalu atau Hariang Kencana atau Sayyid Ali Bin Muhammad bin Umar (Mbah Panjalu), Ciamis, Jawa Barat. 

Ketika masih berusia 12-13 tahun, Hadlratussyeikh Mustaqim bin Husein mengabdi kepada Kiai Zarkasyi di dusun Tulungagung. Beliau mengabdi dan belajar membaca Al-Quran serta ilmu agama kepada Kiai Zarkasyi. Pada usia tersebut, Hadlratussyeikh Mustaqim bin Husein dikaruniai oleh Allah hati yang dapat berdzikir Allah, Allah, Allah …… tanpa berhenti.

Dari kekuatan dzikir yang demikian tadi, Hadlratussyeikh Mustaqim bin Husein juga dikaruniai oleh Allah ilmu sirri atau ilmu mukasyafah . Beliau bisa mengetahui ilmu ghaib, alam barzakh dan alam jin, serta keinginan-keinginan yang terbersit di hati orang lain. Pada saat itu, Allah selalu menjaga beliau dari sifat-sifat madzmumah (sifat yang tercela).

Senin, 29 Juli 2019

KEMENAG APRESIASI UNIVERSITAS AL-AZHAR DAN UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI'IYAH

Deputi Grand Syeikh Al-Azhar, Syeikh Saleh Abbas
JAKARTA - Kementerian Agama menyambut baik atas terlaksananya penandatangan MoU atau Peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) antara Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia dengan Universitas Islam As-Syafi'iyah Indonesia (UIA), yang diselenggarakan di Kampus Universitas Islam As-Syafi'iyah, Jati Waringin Jakarta. (29/07/2019).

Peresmian Pusat Studi Islma dan Bahas Arab (PUSIBA) tersebut dihadiri oleh Ketua OIAA Indonesia TBG. Muhammad Zainul Majdi, Deputi Grand Syekh Al Azhar, Syekh Saleh Abbas, Wakil Rektor Universitas Al Azhar, Pror. Dr. Abou El Amir , beserta Rombongan Deligasi Universitas Al Azhar, Cairo Mesir. Hadir pula dalam acara ini Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin.

Dalam sambutannya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, menyampaikan poin-poin sebagai berikut:

Sabtu, 27 Juli 2019

BIOGRAFI MBAH KAKUNG KH. HASBULLOH MARZUKI


BEKASI - Mbah Kakung atu Mbah Hasbulloh Marzuki adalah ayah dari istri KH. Mahfudz Syafi’i, yaitu Nyai Hj. Muhshonah Ch. (Ayah mertua sekaligus guru dari KH. Mahfudz Syafi’i). Beliau lahir di Kolomayan, Kediri, Jawa Timur pada hari Selasa Kliwon, 09 April 1901 M. atau 19 Dzul Hijjah 1318 H. yaitu putra dari pasangan suami istri KH. Marzuqi dan Nyai Kasiyam. Nasab KH. Hasbulloh bersambung kepada Seorang ‘Alim Hasan Besari, Ponorogo. Pada saat kecil beliau mengaji dan sekolah di Pondok Pesantren Ploso, Kediri, Jawa Timur yang diasuh oleh KH. Imam Jazuli. Karena kondisi Ekonomi beliau, maka jarak Kolomayan–Ploso yang sekitar 7 km beliau tempuh dengan berjalan kaki setiap harinya dan mengaji serta sekolah dengan perlengkapan sederhana bahkan dengan pakaian yang hanya satu-satunya untuk di kenakan setiap hari. Pernah pada suatu saat beliau dikeluarkan dari kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran karena belum membayar iuran. Namun, karena kegigihan dan semangat beliau yang tinggi, beliau rela belajar diluar kelas dibawah jendela.

Jumat, 26 Juli 2019

KH. AGUS SALIM: JANGAN MERASA DIRI PALING SHALEH DAN JANGAN KAVLING SURGA

MEKAH - Jemaah haji dari berbagai belahan dunia sudah berkumpul di tanah suci baik di Madinah atau pun di Mekah. begitu juga dengan KH. Agus Salim, Imam Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, tahun ini juga berangkat memenuhi panggilan Allah utuk menjadi tamunya dalam menyempurnakan rukun islamnya yang kelima yaitu menunaikan ibadah haji. 

Beliau KH. Agus Salim, yang juga Ketua Lembaga Dakwah PBNU, tahun ini berangkat beserta rombongan Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah lainnya; istri beliau Ibu Nyai Hj. Zakiyah Zaini Ahmad, H. Hendra Cipta Dinata beserta istrinya Rokayah H. Sodikin, dan sahabat seperjuangan beliau KH. Ahmad Zaelani dan lain-lain. (26/07/2019)

Beliau mengabarkan bahwa semua rombongan dalam kondisi sehat dan baik, selama di Madinah banyak sekali tempat-tempat ziarah yang sudah dikunjungi terutama jejak-jejak perjalanan Rasulallah SAW selama penyebaran agama Islam dan risalah Kerasulannya. Yang paling utama adalah ziarah ke Makam Rasulallah beserta sahabatnya Sayyidina Abu Bakar Siddiq dan Sayyidina Umar bin Khottab di Masjid Nabawi. Berkunjung ke tempat kelahiran Siti Fatimah Azzahrah, Masjid Qiblatain, Masjid Kuba, Masjid Subuh, Masjid Bayangan, pemakaman Badar tempat para sahabat Rasulallah gugur syahid dalam perang Badar. 

Rabu, 24 Juli 2019

KH. MAHFUDZ SYAFI'I GURU AGUNG PEMBAWA THORIQOH PONDOK PETA TULUNGAGUNG

I. KELAHIRAN

Hadlratussyekh Mahfudz Syafi'i Pendiri Ponpes Al-Istighotsah
Di Provinsi Jawa Timur, terdapat sebuah kabupaten yang bernama Jombang yang di kenal dengan kota santri, bahkan ada yang menyatakan bahwa kota Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah jawa karena hampir seluruh pendiri pondok pesantren di jawa pernah berguru di Jombang. Konon, Jombang berasal dari akronim bahasa jawa IJO yang berarti HIJAU dan ABANG yang berarti MERAH yang kemudian di satukan menjadi IJO-ABANG atau JOMBANG.

Jombang dulu adalah wilayah kerajaan Majapahit bagian barat, Jombang kemudian terpisah dari  Mojokerto di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati Ario Kromojoyo yang di tandai dengan tampilnya pejabat pertama mulai tahun 1910 M. sampai 1930 M., yaitu Raden Adipati Ario Suryo Adininigrat.

Pada tahun ketiga setelah inilah bersamaan peristiwa duka kyai besar Jombang yang kitabnya di gunakan seluruh santri indonesia  bahkan para mahasiswa termasuk mahasiswa luar negri, yaitu kyai Muhammad Ma’shum Bin ‘Ali penyusun kitab Ilmu Shorof  Al-Amtsilatut Tashrifiyyah wafat, yakni tepatnya pada hari Kamis, 9 Maret di tahun yang sama 1933 M. Atau 12 Dzul Qo’dah 1351 H. Lahirlah seorang bayi laki-laki putra pertama dari pasangan suami istri Bapak URIP dan Ibu MUNFA’ATUN. (saat itu nama Urip berubah menjadi Syafi’i karena kebiasaan orang dulu yang merubah namanya setelah pulang haji).

Senin, 01 Juli 2019

DARI SANTRI MENUJU DPRD KABUPATEN BEKASI


BEKASI - H. Hendra Cipta Dinata, SE, MM., satu-satunya anggota DPRD (Dewan Pewakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Bekasi terpilih dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di tahun 2019. H. Hendra maju di Dapil VI Nomor Urut 4 yg terdiri dari tiga Kecamatan yaitu Kec. Cikarang Utara, Cikarang Timur, dan Karang Bahagia.


Hendra Cipta Dinata atau akrab disapa Haji Hendra adalah seorang pengusaha Muda NU (Nahdlatul Ulama) yang sukses di Kabupaten Bekasi. Dia adalah tokoh muda dengan talenta besar. Pengamal Thoriqoh Syadziliyah Wal Qodiriyah Pondok PETA itu merupakan seorang santri yang berasal dari kalangan masyarakat biasa. Dengan kerja keras dan kegigihannyalah dia sampai pada kesusksesan secara pribadi.

“Sebagai seorang santri atau murid Thoriqoh saya sepenuhnya Sam'an wathoatan pada apapun yang diperintahkan oleh guru/Kyai saya,” tegas H. Hendra saat ditemui di kantor LD-PBNU, Jakarta, Senin (01/07)

Termasuk ketika Hendra ditugaskan oleh gurunya KH. Agus Salim yang merupakan Ketua Lembaga Dakwah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) untuk ikut serta dalam pencalonan diri sebagai Anggora Legislatif DPRD Kabupaten Bekasi tahun 2019 melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia tidak banyak berfikir dan langsung mencalonkan diri dengan dasar melaksanakan tugas gurunya itu.