"Jika belum ketemu tentu sangatlah rindu, jangan bersedih hati terus sebut namanya sampai dia datang menghampiri"

Senin, 29 Juli 2019

KEMENAG APRESIASI UNIVERSITAS AL-AZHAR DAN UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI'IYAH

Deputi Grand Syeikh Al-Azhar, Syeikh Saleh Abbas
JAKARTA - Kementerian Agama menyambut baik atas terlaksananya penandatangan MoU atau Peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) antara Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia dengan Universitas Islam As-Syafi'iyah Indonesia (UIA), yang diselenggarakan di Kampus Universitas Islam As-Syafi'iyah, Jati Waringin Jakarta. (29/07/2019).

Peresmian Pusat Studi Islma dan Bahas Arab (PUSIBA) tersebut dihadiri oleh Ketua OIAA Indonesia TBG. Muhammad Zainul Majdi, Deputi Grand Syekh Al Azhar, Syekh Saleh Abbas, Wakil Rektor Universitas Al Azhar, Pror. Dr. Abou El Amir , beserta Rombongan Deligasi Universitas Al Azhar, Cairo Mesir. Hadir pula dalam acara ini Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin.

Dalam sambutannya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, menyampaikan poin-poin sebagai berikut:

Sabtu, 27 Juli 2019

BIOGRAFI MBAH KAKUNG KH. HASBULLOH MARZUKI


BEKASI - Mbah Kakung atu Mbah Hasbulloh Marzuki adalah ayah dari istri KH. Mahfudz Syafi’i, yaitu Nyai Hj. Muhshonah Ch. (Ayah mertua sekaligus guru dari KH. Mahfudz Syafi’i). Beliau lahir di Kolomayan, Kediri, Jawa Timur pada hari Selasa Kliwon, 09 April 1901 M. atau 19 Dzul Hijjah 1318 H. yaitu putra dari pasangan suami istri KH. Marzuqi dan Nyai Kasiyam. Nasab KH. Hasbulloh bersambung kepada Seorang ‘Alim Hasan Besari, Ponorogo. Pada saat kecil beliau mengaji dan sekolah di Pondok Pesantren Ploso, Kediri, Jawa Timur yang diasuh oleh KH. Imam Jazuli. Karena kondisi Ekonomi beliau, maka jarak Kolomayan–Ploso yang sekitar 7 km beliau tempuh dengan berjalan kaki setiap harinya dan mengaji serta sekolah dengan perlengkapan sederhana bahkan dengan pakaian yang hanya satu-satunya untuk di kenakan setiap hari. Pernah pada suatu saat beliau dikeluarkan dari kelas dan tidak boleh mengikuti pelajaran karena belum membayar iuran. Namun, karena kegigihan dan semangat beliau yang tinggi, beliau rela belajar diluar kelas dibawah jendela.

Jumat, 26 Juli 2019

KH. AGUS SALIM: JANGAN MERASA DIRI PALING SHALEH DAN JANGAN KAVLING SURGA

MEKAH - Jemaah haji dari berbagai belahan dunia sudah berkumpul di tanah suci baik di Madinah atau pun di Mekah. begitu juga dengan KH. Agus Salim, Imam Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah Pondok PETA Tulungagung, tahun ini juga berangkat memenuhi panggilan Allah utuk menjadi tamunya dalam menyempurnakan rukun islamnya yang kelima yaitu menunaikan ibadah haji. 

Beliau KH. Agus Salim, yang juga Ketua Lembaga Dakwah PBNU, tahun ini berangkat beserta rombongan Jamaah Thoriqoh Syadziliyah wal Qodiriyah lainnya; istri beliau Ibu Nyai Hj. Zakiyah Zaini Ahmad, H. Hendra Cipta Dinata beserta istrinya Rokayah H. Sodikin, dan sahabat seperjuangan beliau KH. Ahmad Zaelani dan lain-lain. (26/07/2019)

Beliau mengabarkan bahwa semua rombongan dalam kondisi sehat dan baik, selama di Madinah banyak sekali tempat-tempat ziarah yang sudah dikunjungi terutama jejak-jejak perjalanan Rasulallah SAW selama penyebaran agama Islam dan risalah Kerasulannya. Yang paling utama adalah ziarah ke Makam Rasulallah beserta sahabatnya Sayyidina Abu Bakar Siddiq dan Sayyidina Umar bin Khottab di Masjid Nabawi. Berkunjung ke tempat kelahiran Siti Fatimah Azzahrah, Masjid Qiblatain, Masjid Kuba, Masjid Subuh, Masjid Bayangan, pemakaman Badar tempat para sahabat Rasulallah gugur syahid dalam perang Badar. 

Rabu, 24 Juli 2019

KH. MAHFUDZ SYAFI'I GURU AGUNG PEMBAWA THORIQOH PONDOK PETA TULUNGAGUNG

I. KELAHIRAN

Hadlratussyekh Mahfudz Syafi'i Pendiri Ponpes Al-Istighotsah
Di Provinsi Jawa Timur, terdapat sebuah kabupaten yang bernama Jombang yang di kenal dengan kota santri, bahkan ada yang menyatakan bahwa kota Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah jawa karena hampir seluruh pendiri pondok pesantren di jawa pernah berguru di Jombang. Konon, Jombang berasal dari akronim bahasa jawa IJO yang berarti HIJAU dan ABANG yang berarti MERAH yang kemudian di satukan menjadi IJO-ABANG atau JOMBANG.

Jombang dulu adalah wilayah kerajaan Majapahit bagian barat, Jombang kemudian terpisah dari  Mojokerto di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati Ario Kromojoyo yang di tandai dengan tampilnya pejabat pertama mulai tahun 1910 M. sampai 1930 M., yaitu Raden Adipati Ario Suryo Adininigrat.

Pada tahun ketiga setelah inilah bersamaan peristiwa duka kyai besar Jombang yang kitabnya di gunakan seluruh santri indonesia  bahkan para mahasiswa termasuk mahasiswa luar negri, yaitu kyai Muhammad Ma’shum Bin ‘Ali penyusun kitab Ilmu Shorof  Al-Amtsilatut Tashrifiyyah wafat, yakni tepatnya pada hari Kamis, 9 Maret di tahun yang sama 1933 M. Atau 12 Dzul Qo’dah 1351 H. Lahirlah seorang bayi laki-laki putra pertama dari pasangan suami istri Bapak URIP dan Ibu MUNFA’ATUN. (saat itu nama Urip berubah menjadi Syafi’i karena kebiasaan orang dulu yang merubah namanya setelah pulang haji).

Senin, 01 Juli 2019

DARI SANTRI MENUJU DPRD KABUPATEN BEKASI


BEKASI - H. Hendra Cipta Dinata, SE, MM., satu-satunya anggota DPRD (Dewan Pewakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Bekasi terpilih dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di tahun 2019. H. Hendra maju di Dapil VI Nomor Urut 4 yg terdiri dari tiga Kecamatan yaitu Kec. Cikarang Utara, Cikarang Timur, dan Karang Bahagia.


Hendra Cipta Dinata atau akrab disapa Haji Hendra adalah seorang pengusaha Muda NU (Nahdlatul Ulama) yang sukses di Kabupaten Bekasi. Dia adalah tokoh muda dengan talenta besar. Pengamal Thoriqoh Syadziliyah Wal Qodiriyah Pondok PETA itu merupakan seorang santri yang berasal dari kalangan masyarakat biasa. Dengan kerja keras dan kegigihannyalah dia sampai pada kesusksesan secara pribadi.

“Sebagai seorang santri atau murid Thoriqoh saya sepenuhnya Sam'an wathoatan pada apapun yang diperintahkan oleh guru/Kyai saya,” tegas H. Hendra saat ditemui di kantor LD-PBNU, Jakarta, Senin (01/07)

Termasuk ketika Hendra ditugaskan oleh gurunya KH. Agus Salim yang merupakan Ketua Lembaga Dakwah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) untuk ikut serta dalam pencalonan diri sebagai Anggora Legislatif DPRD Kabupaten Bekasi tahun 2019 melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia tidak banyak berfikir dan langsung mencalonkan diri dengan dasar melaksanakan tugas gurunya itu.