"Jika belum ketemu tentu sangatlah rindu, jangan bersedih hati terus sebut namanya sampai dia datang menghampiri"

Rabu, 23 Maret 2022

KH. Agus Salim HS: Rahasia Amaliah Ziarah

KH. Agus Salim HS, Imam Khususiyah Jamaah Thoriqoh Syadziliyah WalQodiriyah Wan Naqsabandiyah Ponpok PETA Tulungagung

Bulan sya’ban adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Pada bulan sya’ban ini rasulallah berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan lainnya kecuali bulan ramadlan. Dengan menyitir sebuah hadits dalam kitab Al Ghunyah, yang disampaikan oleh Syeikh Abdul Qodir Jailani, dari Anas bin Malik bercerita, “Rasulallah Sallallhu Alaihi Wasallah bersabda, Dinamai Sya’ban karena ia mengumpulkan bagi bulan ramadlan kebaikan yang sangat banyak, dan di namai ramadlan, karena ia menghanguskan dosa-dosa.”

Keterangan di atas disampaikan KH. Agus Haslim HS, dalam kegiatan rutinan Jamaah Thoriqoh Syadziliyah Wal Qodiriyah Wan Naqsabadiyah, yang istiqomah dilaksanakan setiap malam selasa, di Majelis dizikir, Yayasan Manbaul Hikmah Warrisalah, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada hari Senin, (21/03/2022).

Dalam tausiyahnya KH. Agus Salim HS, menyampaikan bahwa setiap bulan sya’ban umat islam khususnya warga nahdilyyin senantiasa medawamkan dirinya melaksanakan ziarah kepada para waliyullah. Terutama ziarah makam walisongo dan para wali lainnya yang berada di tanah jawa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ziarah kubur dengan mendatangi makam para waliyullah sebagai tujuan kunjungan ziarah. Sangat penting bagi ketua rombongan atau pimpinan zaiarah agar menetapkan dan meluruskan niat ziarah rombongannya.

Lalu Kiai Agus, menyampaikan seuah hadits terkait pentingnya meluruskan niat dalam setiap perbuatan, hususnya pelaksanaan amaliah ziarah ini.

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).

“Kiai Agus, menegaskan jika niatnya sudah benar maka hasilnya pasti benar dan barokah, tapi jika niatnya keliru maka tidak akan hasil, kalau pun berhasil biasanya istidraj,” terangnya.

KH. Agus Salim HS, menjelaskan manfaat ziarah kubur antara lain, adalah akan melembutkan hati, mengingatkan kepada kematian dan mengingatkan akan negeri akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah;

كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها ترق القلب ، وتدمع العين ، وتذكر الآخرة ، ولا تقولوا هجرا

“Dahulu aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur. Namun sekarang ketahuilah, hendaknya kalian berziarah kubur. Karena ia dapat melembutkan hati, meneteskan air mata, mengingatkan kalian akan negeri akhirat namun jangan kalian mengucapkan kata-kata batil (di dalamnya) (HR Al-Hakim).

إني نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإن فيها عبرة

“Sesungguhnya dulu aku telah melarang kalian dari berziarah kubur, maka sekarang ziarahilah kubur, sesungguhnya pada ziarah kubur itu ada pelajaran (bagi yang hidup) (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Baihaqi).

Jadi rahasia di balik amaliah ziarah kubur adalah ketemu Allah, dengan wasilah ketemu, jumpa shahibul makamnya, maka hendaknya orang yang berziarah harus tahu makanan atau kesukaan orang yang diziarahi.

“Kiai Agus bertanya kepada jamaah, apa kesukaan para wali, jemaah menjawan ‘Allah’, ‘Lailaha Illallah’, karena itu dalam berziarah kita harus bawa Allah, caranya dengan memurnikan dan mensucikan niat hanya karena Allah,” papar Kiai Agus.

Makanya jadi pembimbing atau pimpinan rombongan ziarah itu berat, masing-masing jamaah pasti punya hajat dan tujuan dalam perjalanan ziarahnya. Sudah menjadi kewajiban pembimbing untuk mengarahkan tujuan ziarah dengan benar sesuai syariat.

Akhirnya Kiai Agus, mengajak para jamaah yang akan berangkat pergi ziarah pada tanggal 26-27 Maret 2022, untuk selalu meluruskan niat karena Allah. Allah yang selalu menjadi tujuan dalam setiap amal perbuatan kita.

“Bagi jamaah yang tidak berangkat jangan bersedih, pasang niat dan berdoa, insyaallah sampai juga,” Kiai Agus, memotivasi.

Ziarah yang benar, yaitu ziarah kubur dengan tujuan untuk silaturrahim kepada yang meninggal dan masih hidup. mengingat mati, akhirat, tafakur, dan untuk memberikan salam kepada ahli kubur serta mendoakan mereka atau memohonkan ampun untuk mereka, dan menjadikan waliyullah sebagai wasilah kita kepada Allah. Tutup Kiai Agus. (ASR)

KH. Agus Salim HS: Perbanyaklah Tawashul Sampai Derajat Wushul

Drs. KH. Agus Salim HS
Dalam sebuah rutinan pengajian mingguan setiap malam Selasa, KH. Agus Salim HS senantiasa memotivasi para jemaahnya untuk selalu memperkuat amaliahnya dengan banyak tawashul dan dzikir kepada Allah Subhanahu wata’ala. Pengajian dilaksanakan di Gedung Yayasan Manbaul Hikmah Warrisalah, sebuah lembaga pendidikan islam terpadu yang di pimpinnya.

Dalam keterangan pengajian setelah diawali dengan kegiatan kuhususiyah, KH. Agus Salim HS, menyampaikan bahwa pada hakekatnya manusia adalah butuh Allah. Para salikin yang menempuh jalur thoriqoh hendaknya menempatkan dirinya sebagai seorang makhluk ciptaan yang sadar akan kelemahan dan kealpaannya. Karena pada prinsipnya seorang salik harus menempa dirinya sekaligus menjadikan Allah satu-satunya dzat yang menjadi tujuan dalam perjalanannya.

Lalu Kiai Agus, menyampaikan satu ayat dalam Al-Qur’an, sebagai berikut;

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

Hanya untuk tujuan beribadah kepada Allah Ta’ala (bertauhid) sajalah umat manusia ini diciptakan. Allah kepada hambannya adalah makrifah sebagaimana disebut dalam QS. Adz-Dzaariyaat: 56 di atas, bahwa jin dan manusia diciptakan untuk liya`budun yang diartikan Ibnu Abbas sebagai liya`rifun (makrifat kepada Allah). bahkan Junaid al-Baghdadi mengatakan bahwa makrifah merupakan awal dari kebutuhan hamba dari hikmah.

Salah satu metode yang harus dilakukan oleh seorang salik adalah dengan banyak-banyak dzikrullah di awali tawashul kepada rasul, nabi, sahabat, para walinya Allah, dan seorang mursyid thoriqoh yang ditetapi sebagai guru yang mampu dan mau membimbing jiwa kita untuk sampai kehadirat Allah Subhanahu wata’ala.

KH. Agus Salim HS menyerukan, mengajak para jemaahnya agar selalu bertawashul, karena rahasia dari tawashul itu adalah “Tawashul menguatkan jiwa.” Dengan istiqomah tawashul dan dzikrullah, maka jiwa batin kita akan menjadi kuat, tidak mudah goyah oleh godaan syetan yang berupa hawa nafsu. “Jangan bosan-bosan kita untuk tawashul, sampai kita ushul kepada Allah Subhanahu Wata’ala.”

Boleh kita tidak tawashul lagi ketika sudah mencapai derajat wushul, yaitu puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan thoriqoh atau seorang salik setelah melewati beragam tingkatan spiritual (al-maqamat) yakni kemantapan tauhid dan makrifat. (ASR)